Sentimen
Positif (48%)
26 Nov 2022 : 23.00
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Gunung, Yogyakarta

Partai Terkait

Fenomena La Nina muncul di DIY, waspadai cuaca esktrim 

27 Nov 2022 : 06.00 Views 3

Elshinta.com Elshinta.com Jenis Media: Nasional

Fenomena La Nina muncul di DIY, waspadai cuaca esktrim 

Sumber foto: Izan Raharjo/elshinta.com.

Elshinta.com - Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) saat sudah memasuki musim penghujan. Intensitas curah hujan di DIY kali ini lebih tinggi dari biasanya. Kondisi ini perlu kewaspadaan dan kesiapsiagaan semua pihak terkait dampak bencana yang kemungkinan terjadi.

Kepala Stasiun Klimatologi BMKG DIY, Reni Kraningtyas mengungkapkan bahwa curah hujan pada musim penghujan di wilayah DIY tahun ini lebih tinggi dari biasanya. Hal ini karena munculnya fenomena La Nina di wilayah DIY. Cuaca ekstrim diprediksi akan terjadi karena adanya La Nina tersebut dapat memicu terjadinya bencana alam seperti angin puting beliung, longsor, banjir dan lain sebagainya.

"Kita mengalami fenomena La Nina yang berdampak pada penambahan intensitas hujan di DIY. Pada Oktober masih lemah, masuk Novemnber ini La Nina dalam kategori moderat atau sedang dan akan berlanjut sampai Maret 2023," kata Reni Kraningtyas yang disampaikan pada acara Forum Diskusi Wartawan DPRD DIY dengan tema "Mitigasi Penanggulangan Bencana Alam di DIY," yang berlangsung di DPRD DIY Jl Malioboro Yogyakarta, Jumat (25/11).

Puncak hujan di wilayah DIY diprediksi akan terjadi pada bulan Januari dan Februari. Meski demikian potensi bencana juga bisa terjadi tidak pada puncak musim hujan sehingga harus tetap waspada. 

"Cuaca ekstrim dampaknya tidak hanyha banjir, namun juga potensi angin kencang yang biasanya disertai petir, bisa angin kencang atau puting beliung yang bisa terjadi kapan saja dan dimana saja, kemudian hujan yang lebat dapat menimbulkan longsor," katanya.

Kepala Pelaksana BPBD DIY Biwara Yuswantana, mengatakan untuk mendeteksi kerawanan bencana seperti longsor maka saat ini tengah dilakukan kolaborasi dengan staklim DIY untuk memadukan data rawan bencana. Sehingga nantinya DIY mempunyai peta kawasan rawan bencana dengan data  prakiraan curah hujan. 

"Dengan kolaborasi ini nantinya kita bisa lebih presisi seperti apa kawasan paling terancam. Misal potensi hujan lebat di Gunung Kidul dimana saja, misal yang rawan longsor mana saja, maka ini jadi informasi pada masyarakat dan jadi acuan semua komponen untuk langkah selanjutnya untuk mengingatkan sehingga ada kesiapsiagaan dan upaya mengurangi resikonya," ujarnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Izan Raharjo, Sabtu (26/11)..

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, ketua komisi A DPRD DIY Eko Suwanto mengatakan, bahwa Komisi A mendukung Pemda DIY berkerjasma dengan stakholrder lainya seperti Basarnas, BPBD , BPPTKG untuk bersama mewujudkan DIY yang tangguh bencana. Komisi A juga mendorong pelibatan pihak swasta untuk berpartisipasi dalam penanggulangan bencana terutama dalam pemanfaatan CSR.

Politisi PDIP ini juga menggarisbawahi bahwa masih ada pekerjaan rumah serius yang harus diselesaikan di DIY ini. Yaitu mengenai kerawanan bencana di daerah rawan bencana sungai. Hal ini perlu koordinasi antara Pemda DIY, BBWSO, BPBD, dan Basarnas. 

"Mohon untuk menyelesaikan kerawanan kebencanaan daerah rawan sungai, ini PR kita," tegasnya. 

Ia juga mengungkapkan bahwa untuk anggaran tahun 2023 lebih banyak dikonsentgrasikan untuk aspek penanggulangan dan kesiapsiagaan untuk pengurangan bencana. Namun tidak kemudian meninggalkan aspek kedaruratanya. 

Sentimen: positif (48.5%)