JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyampaikan optimisme bahwa perikanan mampu menjadi tulang punggung ketahanan pangan dan pemenuhan gizi nasional.
Peringatan Hari Ikan Nasional (Harkannas) pun menjadi momentum mengingatkan kembali kesadaran masyarakat akan pentingnya ikan sebagai bahan pangan berprotein tinggi dan menyehatkan.
"Kita terus mendorong masyarakat untuk meningkatkan konsumsi ikan dan menjadikan ikan sebagai sumber protein utama, guna mencetak generasi unggul berkualitas sebagai calon penerus bangsa. Terlebih Indonesia sebagai negara maritim, sumberdaya ikan dapat dimanfaatkan sebagai sumber pangan untuk mewujudkan ketahanan pangan dan gizi nasional,” ujar Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono, Jumat (25/11/2022).
Baca Juga: Hari Ikan Nasional, Ini 5 Restoran Seafood Lezat dan Murah di Jakarta
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa krisis pangan dan energi menjadi ancaman besar bagi dunia pada forum G-20 tanggal 15-16 November 2022 di Bali. Dalam laporan terpisah, Organisasi Pangan Dunia FAO memprediksi pada 2023 terjadi peningkatan kerawanan pangan tingkat akut secara global.
Hal ini dipicu oleh dampak Pandemi Covid-19, serta perang Rusia-Ukraina yang belum menunjukkan tanda-tanda berakhir, yang secara eksponensial menstimulus naiknya harga minyak dunia yang akan berpengaruh terhadap harga kebutuhan pokok dan pangan dunia.
Baca Juga: Hari Ikan Nasional, Ini 5 Manfaat Makan Ikan untuk Kesehatan Tubuh
Permasalahan ketahanan pangan ini telah menjadi perhatian seluruh pemimpin dunia. Oleh karena itu, Indonesia, dalam hal ini, Kementerian Kelautan dan Perikanan telah melakukan langkah antisipatif untuk mendukung ketahanan pangan nasional.
Kekayaan sumber daya laut yang melimpah merupakan modal dasar untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia dalam rangka mendukung program ketahanan pangan dan gizi nasional. Melalui program Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (GEMARIKAN) menjadi indikator peningkatan Angka Konsumsi Ikan Nasional. Gerakan ini menjangkau di hampir seluruh wilayah kabupaten/kota termasuk wilayah dengan tingkat prevalensi stunting tinggi.
Baca Juga: Saatnya Anak Muda Bangkit Bersama untuk Indonesia Bersama Astra