KENAIKAN angka positif Covid-19 memang diduga karena persebaran varian Omicron XBB. Pasalnya, sudah varian turunan omicron ini tercatat menjadi mayoritas kasus Covid-19 di Indonesia.
Mengingat varian baru XBB ini memang lebih mudah menular, kekhawatiran akan adanya ledakan jumlah kasus Covid-19 pun terus mencuat. Apalagi, kita akan menyambut libur natal dan tahun baru, yang cenderung dapat meningkatkan angka Covid-19.
Ahli kesehatan Prof Pandu mengatakan, jumlah kasus sudah 60% varian XBB di Indonesia. Lantas kapan puncak gelombang dari Omicron XBB ini? Menurut Prof pandu saat ini sudah menjadi puncak karena terjadi kenaikan kasus, yang berbarengan dengan kasus baru XBB.
"Sekarang sudah di puncak Omicron (XBB), kemungkinan juga bisa lahir varian baru lagi selain dari XBB," kata Ahli Epidemiolog UI, Prof. dr. Pandu Riano.
Kendati demikian, ia mengatakan varian XBB memang mudah menular. Namun tingkat fatality (keparahan) tidak seperti sebelumnya, sehingga tidak perlu khawatir.
Menurutnya angka kematian yang ada didominasi belum divaskinasi dan kelompok lanjut usia (lansia). Hal inilah perlu didorong oleh pemerintah dan segala pihak, agar masyarakat semua kalangan melakukan vaksinasi Covid-19. "Omicron itu tidak membuat kita parah atau kematian karena kita punya Imunitas dari vaksinasi Covid-19," jelas Prof Pandu
Tapi, melihat data terakhir Kementerian Kesehatan capaian booster masih 27,65% secara nasional. Minimnya minat masyarakat atas booster, dinilai salah satu indikasi penyebabnya, lantas apa manfaat booster?
Menurut ahli epidemiolog Prof Pandu booster dapat meningkatkan sistem kekebalan (antibodi) seseorang, dalam melawan virus (Covid-19). Bahkan antibodi bisa meningkat dua kali lipat, dibandingkan yang hanya melakukan vaksinasi dosis satu dan dua.