Arab Saudi Sangkal Rumor Dongkrak Produksi, Pelemahan Harga Minyak Dunia Tertahan
Liputan6.com Jenis Media: Ekonomi
Liputan6.com, Jakarta - Pelemahan harga minyak tak terlalu dalam setelah kabar mengenai rencana OPEC+ untuk meningkatkan produksi disangkal. Sebelumnya memang beredar kabar bahwa beberapa negara yang bergabung dalam OPEC+ akan meningkatkan produksi minyak mencapai 500 ribu barel per hari.
Mengutip oilprice.com, Selasa (22/11/2022), WSJ melaporkan bahwa OPEC+ sedang mendiskusikan potensi peningkatan produksi minyak. Hal itu diungkapkan oleh salah satu delegasi OPEC. Berita itu membuat harga minyak turun sekitar 4 persen pada perdagangan hari Senin.
Kurang dari dua jam kemudian, Bloomberg melaporkan bahwa para pejabat Saudi menyangkal sedang mempertimbangkan kenaikan produksi oleh OPEC+ tersebut.
Amena Bakr dari Energy Intel juga mengungkapkan hal yang sama dalam unggahannya di media sosial twitter.
Ia mengulangi komentar dari Menteri Energi Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman yang mengatakan bahwa jika ada kebutuhan untuk mengambil tindakan lebih lanjut dengan mengurangi produksi untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan, maka mereka selalu siap untuk campur tangan.
Bakr juga mencatat menyebutkan bahwa Menteri Energi Saudi dengan tegas menyangkal laporan baru-baru ini bahwa Arab Saudi sedang berdiskusi dengan produsen OPEC lainnya untuk meningkatkan produksi sebesar 500 ribu barel per hari.
Harga minyak mentah Brent diperdagangkan turun 1,51 persen ke level USD 86,30 per barel. Sementara harga minyak WTI diperdagangkan turun 1,66 persen di USD 78,39 per barel.
Pada 4 Desember, OPEC+ akan bertemu untuk menetapkan rencana produksi OPEC+ untuk Januari 2023.
Waktu peningkatan target produksi, jika kelompok tersebut menyetujuinya, hanya satu hari sebelum tanggal efektif embargo minyak Rusia UE dan G7 batas harga minyak.
Kenaikan produksi dari grup tersebut akan menjadi perkembangan yang disambut baik oleh Administrasi Biden, yang telah melobi anggota OPEC untuk meningkatkan produksi selama beberapa bulan terakhir.
Terlepas dari upaya keras Presiden Biden untuk membujuk kelompok tersebut untuk memproduksi lebih banyak, pertemuan Oktober OPEC+ berakhir dengan kelompok tersebut memutuskan untuk memangkas target produksi minyaknya sebesar 2 juta barel per hari pada bulan November dan Desember.
Sentimen: positif (66.5%)