Sentimen
Informasi Tambahan
Institusi: Oxford
Kasus: covid-19
Tokoh Terkait
Hacker Korut Disebut Coba Curi Data Vaksin Pfizer
CNNindonesia.com Jenis Media: Tekno
Korea Utara dikabarkan berusaha mencuri informasi terkait vaksin dan pengobatan infeksi virus corona SARS-CoV-2 dengan meretas perusahaan farmasi Pfizer Inc.
Informasi ini disampaikan Badan Intelijen Korea (NIS) yang juga mengklaim telah menggagalkan upaya tetangganya itu untuk meretas perusahaan Korsel yang turut mengembangkan vaksin Covid-19.
Melansir Reuters, informasi upaya peretasan Korut terhadap Pfizer disampaikan oleh anggota oposisi dari panel intelijen parlemen Korsel, yakni Ha Te-keung. Dia mengatakan Pfizer termasuk di antara sekian banyak perusahaan farmasi yang diretas oleh Korut.
"Ada upaya untuk mencuri vaksin Covid dan teknologi pengobatan selama serangan dunia maya dan Pfizer diretas," kata Ha.
Ha tidak merinci waktu atau keberhasilan Korut meretas Pfizer. Namun, Ha memastikan bahwa ada upaya peretasan yang dilakukan oleh Korut dalam upaya mencuri informasi tentang vaksin dan pengobatan.
Kantor Pfizer di Asia dan Korea Selatan belum memberikan komentar terkait dengan informasi tersebut.
Spionase digital yang menargetkan badan kesehatan, ilmuwan vaksin, dan pembuat obat telah melonjak selama pandemi Covid-19. Sejumlah negara juga diketahui berada di balik para peretas tersebut.
Selain Pfizer, Korut juga sempat terdeteksi membobol sistem sembilan perusahaan kesehatan, seperti Johnson & Johnson, Novavax Inc, dan AstraZeneca.
SCMP memberitakan, pakar kesehatan mengatakan peretas Korut mungkin lebih tertarik untuk menjual data yang dicuri daripada menggunakannya untuk mengembangkan vaksin bagi kebutuhan dalam negerinya.
Korut juga dituding telah beralih ke pasukan peretas untuk mengisi pundi-pundi uangnya yang minim karena sanksi internasional yang melarang sebagian besar perdagangan internasional dengannya.
Korut sendiri diperkirakan akan menerima hampir 2 juta dosis vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca-Oxford pada paruh pertama tahun 2021 melalui program berbagi vaksin COVAX.
Saat ini Korut mengklaim belum mengkonfirmasi adanya infeksi Covid-19. Namun, NIS Korsel mengatakan Covid-19 mungkin ada di Korea Utara karena negara itu sempat melakukan perdagangan dan pertukaran orang dengan China sebelum menutup perbatasan pada awal 2020.
(jps/mik)[-]
Sentimen: negatif (95.5%)