Sentimen
Positif (99%)
16 Nov 2022 : 00.00
Informasi Tambahan

Institusi: Universitas Indonesia

Tokoh Terkait

HEADLINE: Optimisme Ekonomi Global di KTT G20, Kolaborasi Jalan Terbaik Selamatkan Dunia dari Krisis?

Liputan6.com Liputan6.com Jenis Media: Ekonomi

16 Nov 2022 : 00.00
HEADLINE: Optimisme Ekonomi Global di KTT G20, Kolaborasi Jalan Terbaik Selamatkan Dunia dari Krisis?

KTT G20 Indonesia seiring Presidensi Indonesia mengangkat tema Recover Together, Recover Stronger. Terdapat tiga isu prioritas dalam Presidensi G20 Indonesia pada 2022, yakni arsitektur kesehatan global, transisi energi berkelanjutan, dan transformasi digital dan ekonomi.

Pakar ekonomi dari Universitas Indonesia (UI) Fithra Faisal, menyarankan selain tiga isu prioritas yang dibahas dalam KTT G20, yang paling penting adalah memperkuat kerangka jangka pendek bagaimana mengantisipasi kelangkaan supply global terutama dari bahan pangan.

Menurut dia, dalam setahun terakhir ini banyak negara yang kesulitan dari sisi input produksi dan komoditas, yang kemudian memicu inflasi domestik di negara-negara bersangkutan dan membuat mereka tertekan secara ekonomi.

“Penting juga kita mengantisipasi komoditas dengan memperkuat kerjasama regional juga global,” kata Fithra Faisal kepada Liputan6.com.

Untuk mengantisipasi kelangkaan bahan pangan maupun energi bisa dilakukan pemetaan antar negara. Misalnya dibuat pemetaan regional, di daerah Asia unggul dari sisi input bahan pangan, kemudian di Timur Tengah unggul dari sisi energi terutama energi-energi fosil, dan negara-negara maju unggul dalam teknologi.

“Ini harus dipetakan, terutama dalam konteks ketahanan pangan dan energi yang paling utama. Sehingga penting untuk membuat langkah-langkah antisipatif, jika terjadi kelangkaan global kita bisa punya lumbung bahan pangan maupun energinya,” jelasnya.

Sebenarnya yang paling besar dampaknya pada dua sektor ini adalah negara-negara yang miskin, bagaimana mereka tanpa gejolak saja sudah berada dalam tekanan, apalagi ketika ada semacam gejolak yang kita tidak tahu kapan berakhir.

“Berarti harus ada antisipasi juga jangka pendek,” imbuhnya.

Kemudian, dia juga menyebut ada juga isu yang seharusnya penting dibicarakan, yakni terkait perang Rusia-Ukraina. Sebab, perang kedua negara itu berdampak terhadap keberlangsungan ekonomi dunia.

“Juga menjadi topik seharusnya dibicarakan meskipun tidak secara eksplisit karena topiknya sensitif, yaitu perang antara Rusia dan Ukraina. Bagaimana pun kalau kita bicara bisnis, inikan suatu hal yang sifatnya universal ada kepentingan ekonomi disitu,” ujarnya.

Dia berharap, ketika melihat kondisi geopolitik Rusia-Ukraina, seharusnya negara-negara G20 atau pelaku bisnis yang ada di G20 turut berkontribusi untuk mendamaikan kedua negara tersebut jika memang pendekatan lewat negara atau institusi itu sulit.

“Bagaimana kalau orang-orang bisnis terlihat disitu. Mungkin pendekatan business to business di G20 ini bisa membuat tensinya mereda,” pungkasnya.

Tuntut Realisasi

Ekonom sekaligus Direktur Eksekutif Segara Institute, Piter Abdullah juga mengapresiasi penyelenggaraan KTT G20 di Indoensia.

Namun, yang terpenting realisasi nyata dari kesepakatan yang telah dicapai pada B20 Summit Indonesia 2022 tersebut yang kemudian diputuskan di KTT G20.

"Agenda B20 dan G20 sudah mencakup sangat banyak hal, termasuk penanggulangan pandemi, digitalisasi ekonomi, ekonomi hijau. Saya kira yang penting bukan banyaknya agenda, tetapi kesepakatan yang diambil dan tindak lanjutnya," tegas Piter kepada Liputan6.com.

Piter tak memungkiri, tidak semua isu ekonomi yang tengah terjadi saat ini bisa dibahas dalam forum B20 dan G20. Sementara Indonesia sejak awal pun sudah mengajukan beberapa isu untuk dibahas, baik yang berasal dari sektor keuangan maupun non-keuangan.

"Pada masing-masing isu saya kira semuanya sudah dibahas secara lengkap walaupun mungkin tidak semuanya bisa disepakati dalam forum B20 dan G20," imbuhnya.

Ia pun memahami proses berjenjang dalam pertemuan B20 dan G20 ini, dimulai dari working group, pertemuan level menteri, hingga konferensi tingkat tinggi (KTT).

Bilamana ada yang belum tercapai pada tahun ini, Piter berharap itu bisa dilanjutkan oleh India selaku pemegang Presidensi B20 dan G20 di 2023 mendatang.

"Apa yang belum bisa disepakati dalam forum B20 dan KTT G20 tahun ini bisa dilanjutkan menjadi bahan agenda B20 dan KTT G20 tahun depan," pungkas dia.

Sentimen: positif (99.2%)