Sentimen
Positif (94%)
15 Nov 2022 : 08.00
Informasi Tambahan

Event: vaksinasi

Institusi: Universitas Indonesia

Kab/Kota: Gunung, Probolinggo

Kasus: covid-19

Sanggupkah Indonesia Gelar Konser Musik Tanpa Klaster?

15 Nov 2022 : 08.00 Views 3

CNNindonesia.com CNNindonesia.com Jenis Media: Hiburan

Sanggupkah Indonesia Gelar Konser Musik Tanpa Klaster?
Jakarta, CNN Indonesia --

Sudah tiga pekan sejak Jazz Gunung 2021 yang digelar pada 25 September lalu rampung. Acara musik tahunan di kaki gunung itu diklaim sebagai pertunjukan musik pertama di Indonesia yang berlangsung di tengah pandemi.

Penyelenggaraan itu tidak dicapai dengan mudah. Pendiri Jazz Gunung Sigit Pramono mengatakan telah berkomunikasi dan meminta izin kepada pemerintah Kabupaten Probolinggo, Jatim sejak berbulan lalu.

Akhirnya Probolinggo memasuki PPKM Level 2 pada 8 September. Dengan begitu, Probolinggo boleh menggelar pergelaran musik asalkan menjaga protokol kesehatan (prokes) dengan ketat.

-

-

Sigit menjamin acara yang dia gagas sejak 2008 silam itu menerapkan prokes dengan ketat. Penonton yang memasuki area amfiteater harus menyertakan sertifikat vaksinasi dan mendapat hasil negatif tes swab antigen.

Kapasitas penonton Jazz Gunung yang sedianya 2000 diturunkan menjadi 300. Bersama panitia, penampil, dan peliput, kurang lebih total orang yang berkumpul di Desa Wonotoro sebagai area acara mencapai 500.

Setiap 20 penonton ditemani pendamping yang membantu selama pengecekan sertifikat vaksinasi dan tes swab antigen. Mereka juga bertugas mengingatkan penonton menjaga prokes dan tak segan untuk menegur.

Awak media Herlambang Jaluardi menyaksikan sendiri prokes yang dijanjikan Sigit tersebut benar terlaksana. Selain panitia, ia juga melihat ada aparat berseragam di dalam area amfiteater yang bertugas mengurai penonton 'bandel'.

"Yang ditegur itu penonton swafoto, bahkan petinggi Jazz Gunung lagi mengobrol sama Budjana terlalu dekat ditegur juga. Menurut gue bahkan mereka ini galak," kata Lambang kepada CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon beberapa waktu lalu.

Kunci Prokes Sukses

Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono menjelaskan penegakan prokes dengan ketat sangat diperlukan. Pasalnya pergelaran musik adalah acara yang mengumpulkan orang dalam satu tempat.

Selain itu tanggung jawab menerapkan prokes bukan hanya berada di tangan penyelenggara, aparat, dan pemerintah setempat, tetapi juga penonton. Hanya dengan kerja sama dari semua pihak yang bisa mencegah penularan virus corona pada acara di tengah pandemi.

"Acara besar itu memang harus dibatasi. Saya kira dari 2.000 ke 500 penonton masih oke, tetapi memang harus diawasi. Kalau perlu pasang CCTV supaya bisa dipantau secara langsung. Kalau ada pelanggaran bisa ketahuan," kata Miko.

Ilustrasi tes swab Covid-19.  Setiap 20 penonton Jazz Gunung Bromo 2021 ditemani pendamping yang membantu selama pengecekan sertifikat vaksinasi dan tes swab antigen. (CNN Indonesia/Adi Maulana Ibrahim)

Ia menjelaskan bahwa kunci dari penerapan protokol kesehatan dalam acara besar adalah komitmen dan kolaborasi semua pihak yang terlibat. Tidak bisa hanya mengandalkan salah satu pihak saja, semua harus tanggung jawab.

Peraturan lain yang menjadi bukti prokes di Jazz Gunung berlangsung ketat adalah skrining penonton. Lambang mengatakan skrining penonton terjadi sebanyak dua kali, di area transit sebelum memasuki area dan gerbang amfiteater.

Setiap orang yang sudah menunjukkan sertifikat vaksinasi lewat aplikasi PeduliLindungi dan mendapat hasil tes negatif di area transit akan mendapat gelang. Itu menjadi tanda bahwa penonton 'bersih' dan boleh masuk ke amfiteater.

Di gerbang itu, kata Lambang, penonton harus kembali menunjukkan sertifikat vaksinasi lewat aplikasi PeduliLindungi. Setelah itu mereka baru bisa memasuki arena untuk menikmati penampilan Dewa Budjana, Tohpati, Fariz RM, dan lain-lain.

"Tiga hari setelah pulang dari sana gue tes antigen lagi, hasilnya negatif. Sampai sekarang (6/10) gue belum mendapat kabar dari panitia bahwa ada yang positif atau jadi klaster," kata Lambang.

lanjut ke sebelah..

Menguji Kemampuan Indonesia Gelar Konser Tanpa Klaster BACA HALAMAN BERIKUTNYA

Sentimen: positif (94.1%)