Kementerian Keuangan Rusia mengklaim telah membayar bunga sebesar US$117 juta atau setara Rp1,67 triliun (kurs Rp14.300) untuk dua kupon obligasi berdenominasi euro (Eurobond).

Pemerintah akan memberitahu pasar secara terpisah jika pembayaran tersebut telah disetorkan ke rekening agen pembayaran Citibank.

Sanksi atas invasi di Ukraina memutus akses sistem keuangan global bagi Rusia, serta memblokir sebagian besar cadangan emas dan valuta asingnya.

-

-

Pembayaran dua Eurobonds yang jatuh tempo pada Rabu (16/3) lalu, merupakan 'ujian' pertama Moskow dalam menghormati kewajiban utang luar negerinya sejak sanksi blok Barat diberlakukan.

Seorang pemegang obligasi yang berbasis di Eropa mengatakan kepada Reuters pada Kamis (17/3), bahwa beberapa pemegang obligasi masih belum menerima pembayaran yang sudah jatuh tempo tersebut.

Kementerian Keuangan Rusia merencanakan untuk mengirim jumlah pembayaran bunga yang setara dalam rubel jika pembayaran dolar tidak sampai ke pemegang obligasi asing.

Menurut lembaga pemeringkat kredit Fitch, hal tersebut mengindikasikan default atau gagal bayar, jika tidak diperbaiki dalam masa tenggang 30 hari.

Sebagai informasi, Rusia memiliki 15 obligasi internasional dengan nilai nominal sekitar US$40 miliar yang beredar, sekitar setengahnya dipegang oleh investor internasional.

Pembayaran kupon yang jatuh tempo pada 16 Maret adalah merupakan yang pertama dari beberapa kupon lainnya, selain itu masih ada US$615 juta lainnya yang akan jatuh tempo selama sisa bulan ini.

Obligasi itu sendiri telah diterbitkan dengan campuran persyaratan dan perjanjian. Obligasi yang dijual setelah Rusia dikenai sanksi atas pencaplokan Krimea pada 2014 berisi ketentuan untuk pembayaran mata uang alternatif.

Sementara itu, untuk obligasi yang terdaftar setelah 2018, rubel dapat dipakai sebagai opsi mata uang alternatif. Cabang Citi di London belum menanggapi permintaan komentar dari Reuters.

[-]