Sentimen
Negatif (99%)
14 Nov 2022 : 12.07
Tokoh Terkait

PLTU Ingin Kurangi Emisi, Gimana Caranya?

14 Nov 2022 : 12.07 Views 9

Detik.com Detik.com Jenis Media: Ekonomi

PLTU Ingin Kurangi Emisi, Gimana Caranya?

Jakarta -

Upaya mencari teknologi yang tepat untuk mengurangi emisi dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) terus digaungkan sejumlah pihak. Makin ke sini, teknologi yang hadir pun terus berkembang dan bisa mengurangi emisi PLTU secara signifikan.

Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan dan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), teknologi Selective Catalytic Reduction (SCR) sejauh ini menjadi teknologi yang paling bisa diandalkan untuk mengurangi emisi dan polusi udara dari PLTU.

Menurut Manajer Kampanye Energi dan Perkotaan Eksekutif Nasional Walhi Dwi Sawung, dari beberapa teknologi untuk mengurangi polusi udara, SCR bisa dikatakan menjadi yang terdepan.

-

-

"SCR salah satu yang terkini, sebenarnya banyak. Nah, dia itu (SCR) fungsinya untuk mengurangi nitrogen oksida (NOx)," ujarnya.

Dengan SCR, NOx akan tereduksi. Misalnya dari angka 100 ke atas, bisa turun hingga 50 ke bawah. Dari angka-angka tersebut, dinilau SCR mampu menurunkan angka NOx yang terbilang besar.

Ia menjelaskan, penerapan SCR pada PLTU saat ini memang sangat diperlukan. Alasannya, karena polusi udara di bumi sudah tinggi. Di negara maju, seperti Jerman, Amerika Serikat (AS), China, dan Jepang teknologi SCR sudah sekian lama diterapkan.

Sementara Mamit menuturkan, penerapan teknologi SCR ataupun Carbon Caputure (CCUS), bagi banyak kalangan memang bukan dianggap sebagai green energy. Teknologi ini, lanjutnya, merupakan pengembangan dari teknologi dalam rangka mengurangi gas karbon.


"Tapi mengingat untuk pensiun dini pembangkit itu butuh biaya besar, maka pemanfaatan teknologi yang bisa mengurangi karbon, saya kira bagus. Apalagi 2060 kita menuju NZE yang mana energi fosil sebagai energi primer ini bisa dikurangi atau bahkan di hilangkan dan diganti dengan EBT," tuturnya dikutip Senin (14/11/2022).

Hanya saja, kekurangan dari teknologi ini menurutnya adalah investasinya yang besar. Namun, jika dibandingkan dengan early retirement atau pensiun dini terhadap Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), teknologi ini masih jauh lebih lebiih murah. Mamit menyebutkan, teknologi SCR bisa diandalkan menuju green energy yang dicanangkan pemerintah.

Lanjut ke halaman berikutnya

Simak Video "Pembelaan Taylor Swift soal Disebut Jadi Selebriti No.1 Pelanggar Emisi Karbon"
[-]

Sentimen: negatif (99.9%)