Hitung Mundur Populasi Dunia 8 Miliar Jiwa, Sisa Dua Hari
CNBCindonesia.com Jenis Media: Tekno
Jakarta, CNBC Indonesia - Pada 15 November 2022, populasi dunia diproyeksikan mencapai 8 miliar. Ini menjadi sebuah tonggak sejarah dalam kehidupan manusia.
Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), pertumbuhan yang belum pernah terjadi sebelumnya ini disebabkan oleh peningkatan bertahap dalam umur manusia karena perbaikan kesehatan masyarakat, nutrisi, kebersihan pribadi dan ketersediaan obat-obatan.
Pertumbuhan populasi ini juga merupakan hasil dari tingkat kesuburan yang tinggi dan terus-menerus di beberapa negara.
Meskipun dibutuhkan 12 tahun populasi global untuk tumbuh dari 7 menjadi 8 miliar, dibutuhkan sekitar 15 tahun, yaitu sampai 2037, untuk mencapai 9 miliar. Ini tanda bahwa tingkat pertumbuhan keseluruhan populasi global sedang melambat.
Di situs web resminya, PBB juga memasang hitung mundur hingga satuan detik hingga penduduk dunia menembus 8 miliar orang.
"Tonggak sejarah ini adalah kesempatan untuk merayakan keragaman dan kemajuan, sambil mempertimbangkan tanggung jawab bersama umat manusia untuk planet ini," ujar Sekretaris Jenderal PBB António Guterres, dikutip dari laman resmi PBB, Jumat (11/11/2022).
Negara dengan tingkat kesuburan tertinggi cenderung menjadi negara dengan pendapatan per kapita terendah. Oleh karena itu, pertumbuhan populasi global dari waktu ke waktu menjadi semakin terkonsentrasi negara-negara termiskin di dunia, yang sebagian besar berada di Afrika sub-Sahara.
"Di negara-negara itu, pertumbuhan penduduk yang cepat dan berkelanjutan dapat menggagalkan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), yang tetap merupakan jalur terbaik dunia menuju masa depan yang bahagia dan sehat," kata Guterres.
Meskipun pertumbuhan penduduk memperbesar dampak lingkungan dari pembangunan ekonomi, peningkatan pendapatan per kapita adalah pendorong utama pola produksi dan konsumsi yang tidak berkelanjutan.
Negara-negara dengan konsumsi sumber daya material dan emisi gas rumah kaca per kapita tertinggi cenderung ke negara-negara yang pendapatan per kapitanya lebih tinggi, bukan negara-negara yang populasinya berkembang pesat.
Memenuhi tujuan Perjanjian Paris untuk membatasi kenaikan suhu global, sambil mencapai SDG, sangat bergantung pada pembatasan pola produksi dan konsumsi yang tidak berkelanjutan.
Namun, pertumbuhan populasi yang lebih lambat selama beberapa dekade dapat membantu mengurangi akumulasi kerusakan lingkungan lebih lanjut pada paruh kedua abad ini.
[-]
(dem)
Sentimen: positif (96.8%)