Sentimen
Negatif (100%)
11 Nov 2022 : 10.45
Informasi Tambahan

BUMN: BRI

Partai Terkait
Tokoh Terkait

IHSG Ambruk 1,4% di Sesi I, Keluar dari Level 7.000-an

11 Nov 2022 : 17.45 Views 2

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi

IHSG Ambruk 1,4% di Sesi I, Keluar dari Level 7.000-an

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup ambles pada penutupan perdagangan sesi I Kamis (10/11/2022), di tengah memburuknya pasar saham global di tengah pemilihan paruh waktu Kongres Amerika Serikat (AS).

Indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup ambruk 1,4% ke level 6.971,42 pada penutupan perdagangan sesi I hari ini. IHSG lagi-lagi keluar dari zona psikologis 7.000.

Pada awal perdagangan sesi I hari ini, IHSG sudah dibuka ambles. Beberapa saat setelah perdagangan dibuka, IHSG langsung jeblok lebih dari 1% ke 6.997,641. IHSG juga sempat menyentuh level terendah intraday-nya di 6.964,73.

-

-

Nilai transaksi IHSG pada perdagangan sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 7 triliun. Hanya 133 saham yang menguat, sedangkan sebanyak 419 saham terkoreksi dan 143 saham stagnan

Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) turut memperberat IHSG pada hari ini, di mana saham BBRI memberatkan IHSG hingga 18,424 indeks poin.

Selain saham BBRI, ada saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang juga memberatkan IHSG masing-masing 13,868 indeks poin dan 5,815 indeks poin.

IHSG cenderung mengikuti pergerakan bursa saham AS, Wall Street pada perdagangan Rabu kemarin, yang ditutup ambruk karena investor cenderung merespons negatif dari pemiliha umum (pemilu) sela atau paruh waktu Kongres AS.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup ambrol 1,95%, S&P 500 ambruk 2,08%, dan Nasdaq Composite anjlok 2,48%.

Pemilu sela Kongres AS biasanya digelar setiap dua tahun dan jatuh tempo di tengah masa jabatan penuh Presiden AS selama empat tahun. Dalam bahasa Inggris, ini dikenal sebagai 'midterm election'.

Pemilu ini membuat pelaku pasar khawatir. Alhasil, Wall Street pun merosot pada perdagangan Rabu waktu setempat.

Saat ini Partai Republik diperkirakan akan menguasai mayoritas kursi DPR AS. Hal ini tentunya bisa menghambat kebijakan-kebijakan yang akan diambil Presiden Joe Biden yang berasal dari Partai Demokrat.

Hingga saat ini, Partai Republik sudah memperoleh 207 dari 435 kursi DPR. Sementara Partai Demokrat 184 kursi. Diperlukan 218 kursi untuk menjadi mayoritas di DPR AS.

Jika Partai Republik berhasil menguasai DPR, maka pelaku pasar akan menghadapi gridlock, dan risiko lolosnya rancangan undang-undang yang dibuat Pemerintah Joe Biden bisa banyak yang mental.

Yang paling dekat adalah pembahasan rancangan APBN. Masalah klasik di AS ketiga DPR dikuasi partai oposisi. Pembahasan rancangan APBN kerap kali buntu yang membuat pemerintahan AS sering mengalami shutdown atau penutupan sebagian layanan akibat tidak adanya anggaran.

Pasar pun merespon negatif, Wall Street langsung merosot setelah sebelumnya mampu mencatat penguatan 3 hari beruntun.

Selain itu, rilis data inflasi AS malam ini waktu Indonesia juga menjadi perhatian. Hasil polling Reuters menunjukkan inflasi Oktober turun menjadi 8% (year-on-year/yoy), dari bulan sebelumnya 8,2% (yoy). Sementara inflasi inti turun menjadi 6,5% dari sebelumnya 6,6%.

Jika terelisasi, inflasi akan turun dalam 5 bulan beruntun dan inflasi inti turun untuk pertama kalinya setelah naik 3 bulan beruntun.

Rilis data yang lebih rendah dari prediksi tentunya akan menguatkan harapan bahwa bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan mengendurkan laju kenaikan suku bunganya dan membuat indeks dolar AS kembali terpuruk.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[-]

-

Sentuh All Time High, Harga Saham GOTO Bisa ke Level Ini
(chd/chd)

Sentimen: negatif (100%)