Sentimen
Investor Kripto Lagi Ngeri-ngeri Sedap Nih, Ada Apa Gerangan?
CNBCindonesia.com Jenis Media: Tekno
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa kripto FTX dan pemiliknya Sam Bankman-Fried sedang jadi bahan perbincangan. Ini terkait efek domino dari berbagai masalah yang dialami FTX dalam beberapa waktu terakhir.
Salah satunya pada Oktober lalu saat perusahaan harus terseret dalam kasus phishing. Penipuan itu terkait dengan 3Commas, platform bot perdagangan yang terhubung dengan FTX lewat application programming interface (API).
Coindesk melaporkan Scammer melakukan kloning situs web 3Comma sebelum melakukan perdagangan pada akun korbannya. Ada jutaan dolar yang berhasil dicuri oleh peretas.
Bankman-Fried yang menjabat sebagai CEO FTX pasang badan atas masalah itu. Dia mengatakan perusahaan setuju mengganti kerugian korban serangan hingga US$6 juta.
"Kami sebagian besar membasmi situs yang mencoba mengelabui pengguna dengan menyamar sebagai FTX. Namun kami tidak bisa memperbaiki situs palsu yang meniru layanan lain. Beberapa pengguna tidak sengaja mendaftar di situs palsu lainnya," kata dia, dikutip dari Coindesk.
"Dalam kasus khusus, kami akan memberikan kompensasi pada pengguna yang terdampak. Ini hanya satu kali dan tidak akan melakukannya lagi ke depan".
Masalah FTX dan Alameda Research
FTX sempat bernilai US$32 miliar beberapa waktu lalu. Bankman-Fried juga melebarkan kerajaan kriptonya dengan mendirikan perusahaan investasi Alameda Research dengan tujuan sebagai penyedia likuiditas di FTX.
Tahun 2019 saat meluncurkan FTX, dia menuliskan dalam tweetnya "Indentif Alameda hanya untuk FTX untuk melakukan sebaik mungkin".
FTX juga selamat dari krisis likuiditas yang melanda kripto awal 2022 saat anjloknya stablecoin TerraUSD. Saat Bankman-Fried mememberikan penawaran likuiditas pada perusahaan kripto yang kesulitan misalnya pada Voyager Digital dan Celcius.
Masalah dimulai karena token asli FTX, FTT. Forbes menuliskan FTX dibangun seperti TerraUSD, dan juga didukung oleh bursanya sendiri dan dirancang untuk mendukung berbagai proyeknya.
Namun token digunakan untuk mendukung FTX membuat kerajaan Bankman-Fried menjadi rentan pada volatilitas di FTT. Coindesk sempat melaporkan jika neraca Alameda Research diisi dengan FTT, terbagi atas aset tungga terbesar US$14,6 miiliar yang merupakan FTT tidak terkunci dan aset terbesar ketiga jaminan FTT mencapai US$2,16 miliar.
Menurut Forbes, fakta ini membuat Alameda dan FTX bukan bisnis terpisah dan membuat perusahaan investasi jadi rentan pada volatilitas FTT. Sebagai catatan kelemahan terbesar token asli adalah jenis koin kripto ini hampir tidak diatur dan bisa dengan cepat menjadi mangsa kerugian pasar.
Ini diperparah dengan Binance yang memiliki porsi cukup besar di FTT membuang kepemilikannya setelah laporan Coin Desk dipublikasi.
Sentimen: positif (79.9%)