Sentimen
Informasi Tambahan
Kasus: kebakaran
200 Ribu WNI Wafat per Tahun Imbas Bahan Bakar Fosil
CNNindonesia.com Jenis Media: Tekno
Riset Universitas Harvard menyatakan 8,7 juta orang meninggal akibat polusi bahan bakar fosil pada tahun 2018. Angka tersebut dinilai jauh lebih tinggi dari yang diperkirakan dalam penelitian sebelumnya.
Dalam penelitian kali ini, polusi udara dari pembakaran bahan bakar fosil seperti batubara dan diesel disebut bertanggung jawab atas sekitar 1 dari 5 kematian di seluruh dunia.
Dalam penelitian yang telah diterbitkan dalam jurnal Environmental Research itu, para peneliti menyampaikan wilayah-wilayah dengan konsentrasi polusi udara terkait bahan bakar fosil tertinggi seperti kawasan Timur Utara Amerika, Eropa, dan Asia Tenggara, memiliki tingkat kematian tertinggi.
Khusus di Indonesia, para peneliti memperkirakan sekitar 230.097 orang berusia di atas 14 tahun meninggal tiap tahun akibat konsentrasi PM2.5 pada polusi udara yang berasal dari penggunaan bahan bakar fosil.
Angka tersebut, kata para peneliti mewakili 15,4 persen dari total 1.495.066 kematian tahunan orang-orang yang berusia di atas 14 tahun di Indonesia.
Peneliti menggunakan data polusi udara tahun 2012 untuk memperkirakan angka kematian akibat polusi bahan bakar fosil di Indonesia. Data itu dipilih karena pada periode itu El Niño berada dalam fase netral, tidak mempengaruhi tingkat polusi udara saat itu.
Dari studi itu, peneliti juga menilai perkiraan jumlah manusia yang meninggal karena polusi udara sangat meningkat. Studi sebelumnya mengenai Beban Penyakit Dunia (Global Burden of Disease) menyebut bahwa jumlah total kematian global dari semua materi partikulat udara luar, termasuk debu dan asap dari kebakaran hutan dan luka bakar pertanian mencapai 4,2 juta jiwa.
Untuk membuat kesimpulan jumlah kematian mencapai 8,7 juta jiwa pada 2018 akibat polusi udara dari pembakaran bahan bakar fosil, peneliti menggunakan GEOS-Chem, model kimia atmosfer 3-D global.
Studi menggunakan GEOS-Chem mampu memodelkan dampak kesehatan dari materi partikulat. Hasilnya juga telah divalidasi terhadap pengamatan permukaan, pesawat, dan ruang angkasa di seluruh dunia.
GEOS-Chem juga memiliki resolusi spasial yang tinggi. Dengan itu, peneliti dapat membagi bumi menjadi kisi-kisi dengan kotak sekecil 50 km x 60 km dan melihat tingkat polusi di setiap kotak satu per satu.
"Daripada mengandalkan rata-rata dari wilayah yang luas, kami ingin memetakan di mana polusi itu dan di mana orang-orang tinggal, sehingga kami dapat mengetahui lebih banyak dengan tepat apa yang orang-orang hirup saat bernapas," kata Karn Vohra, penulis utama dari penelitian ini.
Dampak Bahan Bakar Fosil Pada Kesehatan Manusia BACA HALAMAN BERIKUTNYASentimen: negatif (100%)