Sentimen
Netral (47%)
10 Nov 2022 : 09.58
Informasi Tambahan

BUMN: BRI, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk

Hewan: Babi

Kab/Kota: Washington

Kasus: zona merah, Kemacetan, Zona Hijau

Partai Terkait

Sempat Dag Dig Dug, Alhamdulilah IHSG Akhirnya Menghijau

10 Nov 2022 : 16.58 Views 2

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi

Sempat Dag Dig Dug, Alhamdulilah IHSG Akhirnya Menghijau

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan Rabu (9/11/2022), setelah sempat bergerak volatil.

Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup menguat 0,28% ke posisi 7.070,08. IHSG kembali dekati level psikologis 7.100.

Pada perdagangan sesi I hari ini, IHSG dibuka melemah 0,16% di posisi 7.038,83. Selang 3 menit setelah pembukaan, indeks terpantau berbalik arah ke zona hijau dengan apresiasi tipis 0,04% ke 7.053,27. Pada pukul 10:30 WIB IHSG menguat 0,27% ke 7.069,13 hingga penutupan perdagangan sesi I.

-

-

Sedangkan di perdagangan sesi II, penguatan IHSG sempat terpangkas dan bahkan sempat kembali menyentuh zona merah. Namun di detik-detik akhir perdagangan, IHSG kembali ditarik ke zona hijau.

Nilai transaksi indeks pada hari ini mencapai sekitaran Rp 12 triliun dengan melibatkan 28 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,4 juta kali. Sebanyak 244 saham menguat, 261 saham melemah dan 195 saham stagnan.

Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi saham yang paling besar nilai transaksinya pada perdagangan hari ini, yakni mencapai Rp 600,9 miliar.
Sedangkan saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) menyusul di posisi kedua dengan nilai transaksi mencapai Rp 458,5 miliar dan saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) di posisi ketiga sebesar Rp 438,9 miliar.

Penguatan indeks Tanah Air hari ini sejalan dengan indeks utama bursa saham Amerika Serikat (AS) yang kembali kompak menguat pada perdagangan semalam.

Gerak Wall Street ditopang oleh pemilihan paruh waktu Kongres yang dapat mempengaruhi tingkat pengeluaran dan regulasi pemerintah.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup melesat 1,02%, S&P 500 menguat 0,57%, dan Nasdaq Composite terapresiasi 0,49%.

Pelaku pasar mengharapkan Partai Republik untuk mengambil kembali Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS dan mungkin memenangkan Senat juga ketika hasil mulai bergulir pada Selasa malam.

Investor cenderung menyukai gagasan 'kemacetan' di Washington dengan Kongres dan Presiden yang terbagi karena akan membatasi pengeluaran pemerintah, pajak dan peraturan baru.

"Reaksi pasar keuangan terhadap kemenangan Partai Republik harus diredam, karena hasil DPR sudah diharapkan secara luas, dan hasil Senat membuat sedikit perbedaan pada hasil kebijakan jika Partai Republik mengendalikan DPR," tulis Jan Hatzius dari Goldman Sachs dalam sebuah catatan.

"Kemenangan Demokrat yang mengejutkan di DPR dan Senat kemungkinan akan membebani ekuitas, karena pelaku pasar mungkin mengharapkan kenaikan pajak perusahaan tambahan," tambah Hatzius.

Secara historis, pasar cenderung naik hingga akhir tahun dan hingga 12 bulan setelah pemilihan paruh waktu karena investor lega mendapatkan kejelasan tentang kebijakan masa depan.

Kendati demikian, investor saat ini terus mencermati hasil pemilihan paruh waktu Kongres AS, yang mana suara para pelaku pasar menjagokan republik untuk memenangkan kongres.

Di sisi lain, investor juga masih mengantisipasi bahwa laporan inflasi dari sisi konsumen (indeks harga konsumen/IHK) AS pada Kamis besok, yang akan memberikan sinyal lebih lanjut tentang seberapa jauh bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) menjaga agresivitas menaikkan suku bunga untuk menurunkan inflasi.

Laporan IHK yang semakin panas dapat memberi sinyal kepada investor bahwa poros dari periode suku bunga yang lebih tinggi yang berkepanjangan mungkin tidak akan segera terjadi.

Tak hanya AS, China juga merilis data inflasi periode Oktober, di mana inflasi China pada bulan lalu telah dirilis pada pagi hari ini. Hasilnya, melandai menjadi 2,1% secara tahunan (year-on-year/yoy), turun dari bulan sebelumnya sebesar 2,8% (yoy).

Berdasarkan data yang dirilis Biro Statistik Nasional (NBS) China, inflasi itu menjadi yang terendah sejak Maret lalu dan berada di bawah ekspektasi para ekonom sebesar 2,4% (yoy).

Inflasi makanan tercatat turun menjadi 7% (yoy) dari sebelumnya 8,8% (yoy) pada September 2022, kendati harga daging babi masih tinggi.
China telah menetapkan target inflasi di kisaran 3% untuk 2022, sama seperti pada 2021.

Sementara itu untuk IHK inti, yang tidak termasuk harga pangan dan energi yang bergejolak, tercatat stagnan 0,6% (yoy).

Sementara itu, secara bulanan, IHK China pada Oktober 2022 tercatat sebesar 0,1%, juga lebih rendah dari proyeksi sebesar 0,3%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[-]

-

Sempat Menguat di Sesi 1, IHSG Hari Ini Ditutup Melemah
(chd/chd)

Sentimen: netral (47.1%)