JAKARTA - Bursa saham AS, Wall Street berakhir melemah di akhir perdagangan Rabu waktu setempat. Hal ini karena keuntungan Partai Republik dalam pemilihan paruh waktu tampak lebih sederhana dari yang diharapkan.
Selain itu, investor juga fokus pada data inflasi yang akan memberikan petunjuk tentang tingkat keparahan kenaikan suku bunga di masa depan.
Baca Juga: Wall Street Pekan Depan Dipengaruhi Data Inflasi AS
S&P 500 turun 2,08% menjadi 3.748,58 poin. Sedangkan Nasdaq turun 2,48% menjadi 10.353,18 poin, dan Dow Jones Industrial Average turun 1,95% menjadi 32.513,94 poin.
Diketahui Partai Republik masih diunggulkan untuk memenangkan kendali Dewan Perwakilan Rakyat. Tetapi persaingan kunci terlalu dekat dengan penampilan Demokrat yang lebih baik dari perkiraan mengurangi prospek apa yang disebut gelombang merah keuntungan Partai Republik.
Baca Juga: Wall Street Hijau, Indeks S&P Pimpin Penguatan
"Apa yang benar-benar lebih diharapkan di pasar adalah gelombang merah. Saya pikir kami berada dalam situasi unik di mana semakin banyak Partai Republik menang, semakin baik pasar. Setidaknya akan ada beberapa saham yang menguat, seperti saham pertahanan dan energi," ujar CEO Manajemen Modal Infrastruktur Jay Hatfield, dilansir dari Reuters, Kamis (10/11/2022).
Selain sentimen negatif tersebut, saham Walt Disney Co (DIS.N) yang jatuh 13% - juga menekan Wall Street, Di mana penurunan tersebut menjadi satu hari terbesar sejak 2001, setelah kelas berat hiburan melaporkan lebih banyak kerugian dari dorongannya ke video streaming.