Khusus Perempuan, Harta Karun China Ini Berusia Ribuan Tahun
CNBCindonesia.com Jenis Media: Tekno
Jakarta, CNBC Indonesia - Perempuan China ternyata punya bahasa rahasia. Nushu, nama untuk bahasa tersebut, lahir di provinsi Hunan di tenggara China.
Nushu artinya aksara wanita, terkenal pada abad ke-19 di Kabupaten Jiangyong Hunan. Bahasa tersebut memberikan wanita etnis Han, Yao dan Miao untuk bebas berekspresi yang tidak sering ditemukan di banyak komunitas saat itu.
Sejumlah ahli mempercayai bahasa khusus wanita ini berasal dari Dinasti Song (960-1279) atau bahkan Dinasti Shang lebih dari 3.000 tahun lalu.
Naskah itu diturunkan dari ibu petani kepada anak perempuannya dan dipraktikkan antara saudara dan teman perempuan di masyarakat feodal China, saat perempuan tidak diberi kesempatan pendidikan.
Dikutip dari BBC, Selasa (8/11/2022), kala itu banyak dari wanita buta huruf. Sementara, untuk mempelajari Nushu, mereka hanya perlu menyalin naskah yang dilihat. Seiring berjalannya waktu, Nushu akhirnya memunculkan budaya perempuan yang berbeda.
Foto: (File dok. AFP/FREDERIC BROWN)Zhou Shuoyi memegang salinan kamus pertama untuk bahasa Nushu yang diterbitkannya pada tahun 2003, saat ia berpose di rumahnya yang penuh dengan gulungan bahasa (latar belakang), di Jiangyong, ujung selatan China tengah. Provinsi Hunan. Pria tua itu adalah penjaga bahasa kuno yang penuh teka-teki, yang diyakini oleh para ahli bahasa Cina sebagai satu-satunya aksara di dunia yang secara eksklusif digunakan oleh wanita, yang diturunkan dari generasi sebelumnya, dan yang ia bayar dengan dua puluh satu tahun hidupnya. Kehidupan ketika semangat komunis yang terlalu bersemangat mendidih menjadi perburuan penyihir dan kekerasan kolektif di tahun 1960-an oleh Mao Zedong. AFP PHOTO/Frederic J. BROWN (File Dok. FREDERIC BROWN / AFP)
Hingga 1980 bahasa ini tidak diketahui oleh dunia luar. Pada akhirnya setelah 16 tahun pembicara asli bahasa itu meninggal, Nushu seperti lahir kembali, tepatnya di desa kecil Puwei.
Menurut penduduk Puwei Xin Hu, Nushu digunakan secara luas di empat kota kecil dan 18 desa dekat sana. Setelah para ahli menemukan tiga penulis Nushu di desa tersebut, Puwei menjadi titik fokus penelitian.
Tahun 2006 naskah itu didaftarkan sebagai National Intangible Cultural Heritage oleh Dewan Negara China. Setahun kemudian, museum dibuat di pulau Puwei, di mana Xin bekerja sebagai salahs atu dari tujuh penerjemah atau pewaris bahasa yakni yang belajar membaca, menulis, menyanyi, dan menyulam Nushu.
Dalam sebuah dokumenter, Nushu disebut memberikan harapan. Mereka yang membuat naskah untuk tidak bisa dimengerti oleh pria.
"Ini adalah sejarah yang kebanyakan orang China tidak kenal," kata pembuat film Violet du Feng.
"Dalam literatur hanya ada sedikit catatan mengenai kehidupan, keberadaan dan pengalaman perempuan, dan saya tidak tumbuh untuk tahu semua itu, saya tidak tahu apapun soal Nuhu dan saya merasa saya harus mengetahuinya".
Saat ini, para wanita menemukan inspirasi dari Nushu seperti yang diungkapkan dari film Du Feng berjudul Hidden Letters. Nushu disebut sebaai ruang perempyan untuk saling curhat bahkan berbagai perjuangan dan membangun persaudaraan.
[-]
(npb/npb)
Sentimen: positif (92.8%)