Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam laporan terbaru e-Conomy SEA 2022, ekonomi digital tahun 2025 mendatang mencapai US$330 miliar. Namun angka tersebut sebenarnya turun dari laporan sebelumnya yakni US$363 miliar.

Partner and Head of Digital Practice in Southeast Asia Bain & Company, Aadarsh Baijal menjelaskan pihaknya melakukan penyesuaian untuk semua pasar tahun ini. Alasannya karena ada tantangan spesifik pada awal tahun ini.

"Kami menurunkan angka 2025 untuk e-Commerce, media online dan transportasi. Untuk perjalanan dan makanan sebenarnya naik sedikit," jelasnya dalam konferensi pers pada Selasa (8/11/2022).

-

-

Menurutnya ada pertumbuhan sangat besar tahun lalu. Namun pertumbuhan yang terjadi saat ini masih lebih tinggi dibandingkan pada awal pandemi lalu.

"Jadi hanya pengurangan sedikit saja jumlahnya, masih lebih tunggu dari yang ada pada tahun pertama pandemi. Jadi kami percaya bahwa penyesuaian yang terjadi bagi banyak pelanggan adalah momen dan pergeseran," jelasnya.

Dalam laporan itu juga menampilkan pendapatan e-Commerce berdasarkan Gross Merchandise Value di Indonesia. Tahun 2022 ini mencapai US$59 miliar atau naik 22% dari tahun lalu US$48 miliar. Sedangkan proyeksi tahun 2025 adalah US$95 miliar melesat 17% dari tahun ini.

Transportasi online dan pesan antar juga mengalami kenaikan dibandingkan tahun lalu yakni uS$8 miliar atau melonjak 19%. Namun perbandingan dua layanan itu terlihat seimbang dibandingkan tahun lalu yang kebanyakan didominasi oleh pesan antar makanan.

Pesan antar makanan nampaknya masih mendominasi dibandingkan transportasi online pada 2025. Saat itu diproyeksikan nilainya mencapai US$15 miliar atau melonjak 222%.

[-]

-

RI-Afrika Selatan Sepakati Pengembangan Ekonomi Digital
(npb/roy)