Sentimen
Negatif (96%)
7 Nov 2022 : 19.42
Informasi Tambahan

Event: vaksinasi

Kab/Kota: Shanghai

Kasus: pengangguran

Tokoh Terkait

Apa yang Terjadi di AS Membuat Bursa Asia Tak Sejalan

8 Nov 2022 : 02.42 Views 2

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi

Apa yang Terjadi di AS Membuat Bursa Asia Tak Sejalan

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia-Pasifik dibuka cenderung bervariasi pada perdagangan Senin (7/11/2022), karena investor mencerna laporan pekerjaan Amerika Serikat (AS) terbaru.

Indeks Nikkei Jepang dibuka menguat 0,76%, ASX 200 Australia menguat 0,45%, dan Straits Times Singapura naik 0,18%.

Sedangkan untuk indeks Hang Seng Hong Kong dibuka merosot 0,9%, Shanghai Composite China melemah 0,26%, dan KOSPI Korea Selatan terkoreksi 0,39%.

-

-

Spekulasi pembukaan kembali China menyebabkan reli di pasar saham regional pada pekan lalu, tetapi ekonom dari Goldman Sachs mengatakan bahwa itu masih beberapa bulan lagi.

"Pembukaan kembali sebenarnya masih beberapa bulan lagi karena tingkat vaksinasi lansia tetap rendah dan tingkat kematian masih tinggi di antara mereka yang tidak divaksinasi berdasarkan data resmi Hong Kong," kata ekonom yang dipimpin oleh Hui Shan dalam sebuah catatan, dikutip dari CNBC International.

Mereka menambahkan bahwa pemerintah mungkin sedang mengerjakan strategi keluar dan perusahaan di China mengharapkan negara itu dibuka kembali pada kuartal kedua tahun 2023.

Bursa Asia-Pasifik yang dibuka cenderung beragam terjadi di tengah cerahnya bursa saham AS, Wall Street pada perdagangan akhir pekan lalu.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup melesat 1,26%, S&P 500 melompat 1,36%, dan Nasdaq Composite melonjak 1,28%.

Wall Street menguat karena laporan pengangguran yang membuat ekspektasi para pelaku pasar bahwa bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan melonggarkan kenaikan suku bunga acuan.

Berdasarkan laporan Departemen Ketenagakerjaan AS, Jumat lalu, tingkat pengangguran di AS meningkat menjadi 3,7% pada Oktober 2022. Level tersebut menyamai angka Agustus (3,7%) dan menjadi yang tertinggi sejak Februari 2022 (3,8%).

Angka pengangguran Oktober juga di atas ekspektasi pasar yang hanya memperkirakan 3,6%. Sebagai catatan, tingkat pengangguran AS pada September melandai ke 3,5%.

Jumlah lapangan kerja baru juga menurun drastis. Pada Oktober 2022, penambahan jumlah tenaga kerja hanya mencapai 261.000. Jumlah ini jauh lebih rendah dibandingkan yang tercatat pada September yakni 315.000.

Penambahan tenaga kerja pada Oktober juga menjadi yang terendah sejak Desember 2020 atau dalam 22 bulan terakhir.

Data pasar tenaga kerja menjadi fokus utama para pelaku pasar karena The Fed mengatakan sedang mencari 'pendingin' untuk mempertimbangkan jeda dalam menaikkan suku bunga.

Akan tetapi, komentar hawkish Ketua The Fed, Jerome Powell memberi ekspektasi baru bahwa kenaikan suku bunga acuan masih akan terus berlangsung ke depan dan dapat memberikan tekanan lanjutan pada pasar saham.

"Ini bukan laporan yang menunjukkan kenaikan suku bunga mulai bertahan," kata Shawn Cruz, kepala strategi perdagangan di TD Ameritrade di Chicago.

"Anda mungkin bisa membenarkan beberapa langkah ini karena penjualan ini sedikit berlebihan setelah apa yang dikatakan Powell pada pertemuan itu, jadi mungkin Anda sudah membuat penjualnya keluar."

TIM RISET CNBC INDONESIA


[-]

-

Sinyal Nggak Enak Buat IHSG Nih... Bursa Asia Loyo Lagi
(chd/chd)

Sentimen: negatif (96.6%)