Sentimen
Informasi Tambahan
Brand/Merek: Tesla
Kab/Kota: California, New York
Kasus: PHK
Tokoh Terkait
7 PHK Massal Terbesar oleh Raksasa Teknologi dan Startup 2022
CNBCindonesia.com Jenis Media: Tekno
Jakarta, CNBC Indonesia - Tren pemutusan hubungan kerja (PHK) di perusahaan teknologi masih berlanjut di 2022.
Sejumlah perusahaan raksasa teknologi dan startup pun merumahkan karyawan. Bahkan dari mereka ada yang melakukannya beberapa kali hingga total 3.000 karyawan yang di PHK.
Ada 7 perusahaan teknologi dan startup yang dalam catatan CNBC Indonesia melakukan PHK terbesar sepanjang 2022. Siapa saja mereka? berikut ini dirangkum dari berbagai sumber, Senin (7/11/2022).
1. Byju
Foto: Byju Raveendran, pendiri dan CEO aplikasi pembelajaran Byju. (Youtube/World Goverment Summit)Startup edutech India, Byju, pada Oktober tahun ini melakukan PHK sebanyak 5% dari karyawan yang ada, atau sekitar 2.500 orang di berbagai departemen.
Perusahaan dengan valuasi sebesar US$22 miliar (sekitar Rp 337,6 triliun), juga akan memotong anggaran pemasarannya karena berupaya meningkatkan keuangannya dan mencapai profitabilitas pada akhir tahun.
Ini menjadi PHK massal kedua yang dilakukan Byju dalam beberapa bulan terakhir. Pada bulan Juni, mereka juga melakukan pemangkasan ratusan karyawan. Jika diakumulasikan dengan PHK di anak usahanya, saat itu Byju merumahkan sekitar 2.500 orang.
Artinya, dalam hitungan bulan, kebijakan perampingan Byju membuat 5.000 kehilangan pekerjaan.
Langkah ini dilakukan di tengah penurunan pasar global yang sedang berlangsung, yang telah memaksa banyak startup, termasuk Byju, untuk menunda rencana mereka untuk mengajukan penawaran umum perdana.
Startup itu mengatakan sedang menargetkan ulang anggaran pemasarannya ke arah pertumbuhan yang lebih efisien.
"Sejak kesadaran merek yang signifikan telah dibuat di India selama beberapa tahun terakhir, ada ruang untuk mengoptimalkan anggaran pemasaran secara lokal dan memprioritaskan pengeluaran untuk meningkatkan kesadaran merek di pasar luar negeri," kata Byju dalam sebuah pernyataan, dikutip dari TechCrunch.
2. Better.com
Foto: AP/Kamran JebreiliPerusahaan real estate online asal Amerika Serikat (AS), Better.com, telah melakukan perampingan terhadap sepertiga dari tenaga kerjanya pada bulan Maret. Hal ini disampaikan langsung oleh perusahaan melalui surat terbuka yang diposting di situs Better.com.
Diketahui bahwa PHK massal ini bukanlah yang pertama kali dilakukan oleh Better.com. Sebelumnya pada 2020 lalu, CEO dari perusahaan ini pernah memecat 900 karyawannya hanya lewat Zoom tepat sebelum perayaan Natal tahun lalu, saat perusahaan berkembang pesat karena suku bunga rendah.
Melansir dari CNN, untuk kesekian kali Better.com kembali melakukan perampingan terhadap sepertiga dari tenaga kerjanya, yang berjumlah sekitar 3.000 pekerjaan. Adapun keputusan PHK massal kali ini diambil oleh perusahaan setelah mengalami penurunan dramatis dalam kinerja perusahaan karena adanya kenaikan suku bunga.
3. Tesla
Foto: Tesla (REUTERS/Lucas Jackson)Tesla mengumumkan telah melakukan PHK pada 229 karyawan di kantor San Mateo, California, Amerika Serikat (AS).
Produsen mobil listrik milik Elon Musk itu juga memutuskan untuk menutup secara permanen kantor Tesla San Mateo. Informasi ini terungkap dari keterbukaan informasi Tesla, seperti dikutip dari Reuters.
Jumlah karyawan yang kena PHK lebih besar dari kabar awal yang diungkap Bloomberg bahwa ada 200 karyawan terkena PHK. Kantor San Mateo sebelumnya dilaporkan menggarap sistem autopilot driver-assistant untuk mobil listrik Tesla.
PHK ini pun merupakan pemangkasan karyawan terbesar Tesla dalam beberapa tahun terakhir. Sebelumnya CNBC International melaporkan Tesla pernah melakukan PHK pada 700 lebih karyawannya pada 2017.
Kantor Tesla di San Mateo diketahui memiliki 350 karyawan, beberapa di antaranya telah dipindahkan ke fasilitas terdekat. Mereka bertugas melabeli gambar untuk mobil dan lingkungan yang mereka navigasikan, seperti rambu jalan dan jalur lalu lintas.
Secara total, Elon Musk mengatakan 3,5% karyawan Tesla terdampak oleh kebijakan PHK massal, yang berarti 3.500 dari 100.000 karyawan.
4. Twitter
Foto: AP/Godofredo A. VásquezTwitter mulai melakukan PHK massal setelah diakuisisi oleh Elon Musk. Pemotongan jumlah karyawan mempengaruhi total 983 karyawan di California, negara bagian asalnya, menurut tiga surat pemberitahuan yang dikirim perusahaan ke otoritas regional, yang diperoleh oleh CNBC Internasional.
Pemilik baru perusahaan, CEO dan direktur tunggal Musk, menulis dalam tweet pada Jumat sore, "Mengenai pengurangan Twitter yang berlaku, sayangnya tidak ada pilihan ketika perusahaan merugi lebih dari US$4 juta/hari. Setiap orang yang keluar ditawari 3 bulan pesangon, yang 50% lebih banyak dari yang diwajibkan secara hukum."
Kabar yang beredar, Musk berencana mem-PHK setengah dari total pegawai Twitter yang dilaporkan mencapai 7.500 orang pada 2021.
5. Getir
Startup quick commerce ini memangkas 14% karyawannya secara global. Getir memiliki 32 ribu orang pada sembilan pasar, jadi diperkirakan PHK berdampak pada 4.480 orang.
Selain PHK, perusahaan asal Turki itu juga memutuskan memperlambat proses perekrutan, investasi pemasaran dan promosi pada layanannya.
"Tidak ada perubahan dalam rencana Getir untuk melayani di 9 negara yang dioperasikannya. Di masa-masa sulit ini kami berkomitmen untuk memimpin industri pengiriman bahan makanan super cepat yang kami rintis tujuh tahun lalu," kata Getir dalam memo pada karyawannya.
6. Seagate
Foto: Penjualan Laptop (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)Pada akhir Oktober pembuat hardisk ternama, Seagate, memangkas 8% dari tenaga kerja globalnya, atau sekitar 3.000 karyawan, dengan alasan ketidakpastian ekonomi dan penurunan permintaan untuk suku cadangnya.
"Selain menyesuaikan hasil produksi kami, untuk mendorong disiplin pasokan dan stabilitas harga, kami menerapkan rencana restrukturisasi untuk menurunkan biaya secara berkelanjutan, termasuk pengurangan tenaga kerja global kami," kata CEO Seagate Dave Mosley melalui telepon dengan para analis, dikutip dari CNBC Internsional.
Rencana restrukturisasi diumumkan setelah Seagate melaporkan laba fiskal kuartal pertama yang meleset dari ekspektasi Wall Street untuk pendapatan dan laba per saham.
Saham perusahaan turun lebih dari 7% selama perdagangan hari Rabu dan turun lebih dari 55% sejauh ini pada tahun 2022.
7. Peleton
Selama pandemi, sepeda statis buatan Peloton yang terhubung dengan internet laris manis. Namun kini, permintaan yang turun drastis memaksa perusahaan teknologi tersebut untuk melakukan pemutusan hubungan kerja besar-besaran.
Peloton adalah produsen alat pelatih kebugaran yang dilengkapi dengan teknologi pintar. Produk paling terkenal Peloton adalah sepeda statis yang terhubung dengan internet dan memiliki "pelatih" virtual.
Untuk memangkas biaya, menurut Reuters, perusahaan yang berbasis di New York tersebut akan melakukan pemutusan hubungan kerja di satu pabrik. Sekitar 570 orang akan terdampak, semuanya adalah pegawai di Tonic Fitness Technology, perusahaan yang bermarkas di Taiwan yang diakuisisi Peloton pada 2019.
Sebelumnya, Peloton telah melakukan PHK atas 2.800 orang termasuk memecat CEO mereka.
[-]
-
Sukses IPO, Startup ini Tutup Nunggak Biaya Bayar Sewa Kantor(dem)
Sentimen: negatif (99.6%)