JAKARTA – Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung sudah hampir rampung dan diprediksi mulai beroperasi pertengahan 2023. Presiden Joko Widodo pun mengatakan kehadiran kereta cepat akan semakin memperkuat daya saing Indonesia.
"Kita harapkan dengan kereta api cepat Jakarta-Bandung ini mobilitas orang dan barang bisa menjadi cepat dan meningkat, kemudian daya saing kita juga akan semakin kuat," kata Jokowi saat meninjau Stasiun Kereta Cepat Tegalluar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Jokowi juga berharap kereta cepat Jakarta-Bandung turut memunculkan titik-titik pertumbuhan ekonomi baru di sepanjang jalur yang dilewati.
Baca Juga: Biaya Bengkak, Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Habiskan Dana Rp117 Triliun
"Kemudian ada titik-titik pertumbuhan ekonomi baru di Jakarta ada, di Bandung ada, kemudian di Kabupaten Bandung juga terjadi," ujarnya.
Berikut Okezone telah merangkum beberapa fakta mengenai proyek kereta cepat mulai dari biaya bengkak hingga target operasional.
1. Pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Rencananya dalam rangkaian KTT G20 bulan depan, Presiden Jokowi akan meninjau kereta cepat Jakarta-Bandung dan melakukan uji dinamis sepanjang 15 km bersama Presiden China Xi Jinping.
Rombongan kedua kepala negara dijadwalkan melakukan perjalanan sepanjang 15 km dengan kecepatan sementara yang dibatasi 80 km/jam dari area Kopo, Kota Bandung, hingga Depo Tegalluar, Kabupaten Bandung.
Kereta cepat Jakarta-Bandung didesain berkecepatan 350 km/jam menempuh jarak 142 km guna menyingkat waktu tempuh kedua kota itu dari sedikitnya tiga jam menjadi sekira 40 menit.
Baca Juga: Biaya Kereta Cepat Jakarta-Bandung Bengkak Rp16,8 Triliun, Tanggung Jawab Indonesia atau China?
2. Proses Pembangunannya Sudah Mencapai 80%
Kementerian BUMN mencatat progres pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung mencapai hampir 80% dengan progres investasi (investment progress) mencapai 90,60%.
"Secara progres konstruksi kereta cepat mencapai hampir 80% dan untuk investment progress telah mencapai 90,60%," ujar Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo, dikutip dari Antara, dalam Rapat Kerja bersama Komisi VI DPR RI seperti dipantau di Jakarta.
Tiko mengatakan, untuk 10% terakhir terkait dengan investment progress memang membutuhkan dukungan pembiayaan baru yang saat ini sedang diusahakan baik melalui permodalan maupun pinjaman dari China Development Bank (CDB).
Panjang proyek kereta cepat sudah mencapai 142,3 km, di mana secara fisik sudah terhubung utuh dari ujung ke ujung, dari Halim sampai dengan Tegalluar baik secara elevated, subgrade, maupun yang di terowongan.
Intinya seluruh bagian subgrade dan terowongan yang semula merupakan tantangan telah diselesaikan.
3. Biaya Proyek Kereta Cepat Bengkak
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) mencatat pembengkakan anggaran atau cost overrun pada proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB). Nilai mencapai USD1,449 miliar atau setara Rp21,7 triliun.
Rilis nilai cost overrun dikonfirmasi langsung Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo atau Tiko saat rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI.
Tiko menyebut, berdasarkan perhitungan BPKP pembengkakan anggaran KCJB mencapai USD1,449 miliar dari total anggaran mega proyek itu sebesar USD7,5 miliar atau setara Rp117 triliun. Total anggaran pembangunan KCJB ini sudah digabungkan dengan nilai cost overrun.
"Total hitungan kami setelah dua kali asersi BPKP ada di angka (cost overrun) USD1,449 miliar. Sehingga total project cost menjadi USD7,5 miliar," ungkap Tiko.
4. Penyebab Biaya Kereta Cepat Bengkak
Dalam realisasi konstruksinya konsorsium dihadapkan dengan sejumlah tantangan dan permasalahan, sehingga anggaran membengkak hingga di angka USD1,449 miliar.
"Saya jelaskan USD6 miliar dulu, perhitungan cost itu ada 3 hal utama, pertama aspek geografis pembangunan. Karena memang ternyata ada tantangan di lapangan itu lebih berat dari yang dibayangkan," tutur Tiko.
Dia mengaku banyak komponen pembangunan lain yang tidak masuk dalam anggaran awal. Salah satunya sewa sinyal GSM 5 megahertz ke Telkom Indonesia untuk operasi Kereta hingga biaya investasi transmisi listrik milik PLN.
Komponen lain adalah harga pembebasan lahan yang naik signifikan.
"Ada juga perhitungam pembebasan tana fasilitas sosial umum yang underestimated, termasuk relokasi sutet PLN yang lebih mahal," ucap Tiko.
5. Tanggapan Pengusaha Travel
Direktur Utama PT Citra Maharlika Lintas Wahana atau Lintas Shuttle Ori Setianto mengatakan, persaingan bisnis transportasi Bandung-Jabodetabek ke depan akan semakin kompleks.
Tak hanya bersaing dengan sesama travel, tapi juga dengan pesawat terbang dan kereta cepat yang sebentar lagi akan beroperasi.
"Ke depan saingan kami akan semakin banyak. Tak hanya travel, pesawat, bus, tapi akan ada kereta cepat, " kata Ori pada acara training bagi driver Lintas Shuttle di Pasteur Drop Point Lintas Shuttle Pasteur, Jalan Djunjunan, Bandung, Senin (7/11/2022).
Dia juga menyebut Jakarta Bandung adalah rute gemuk. Cocok untuk pengembangan bisnis shuttle dengan spesifikasi mengantarkan penumpang ke titik atau daerah terkecil.