Pengobatan Gagal Ginjal Kuras Uang BPJS Kesehatan Rp6,5 T di 2021
CNNindonesia.com Jenis Media: Ekonomi
BPJS Kesehatan mengungkapkan penyakit katastropik seperti gagal ginjal memakan anggaran negara sangat tinggi. Data mereka, total biaya yang digelontorkan untuk pengobatan gagal ginjal mencapai Rp6,5 triliun.
Padahal, kunjungan masyarakat ke layanan kesehatan selama pandemi menurun.
"Meskipun selama pandemi adanya penurunan kunjungan layanan kesehatan secara keseluruhan, tetapi khusus untuk kasus-kasus katastropik seperti gagal ginjal tetap tinggi karena peserta tetap rutin berkunjung ke rumah sakit untuk mendapat layanan. Pada tahun 2021, ada 6,3 juta layanan (kasus) gagal ginjal dengan biaya sekitar Rp6,5 triliun," kata Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti seperti dikutip dari Antara, Kamis (9/3).
Sebagai informasi, penyakit katastropik merupakan penyakit yang membutuhkan perawatan medis yang lama dan berbiaya tinggi seperti penyakit jantung, gagal ginjal, kanker, stroke, sirosis hati, thalasemia, leukemia, hingga hemofilia.
Penyakit katastropik, termasuk gagal ginjal, menjadi penyakit yang penanganannya ditanggung oleh Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). Program tersebut dikelola langsung oleh BPJS Kesehatan.
Pada 2018-2021, sebanyak 21-25 persen biaya pelayanan kesehatan habis digunakan untuk menyembuhkan penyakit katastropik. Bahkan, gagal ginjal memakan dana hingga 10 persen dari total anggaran penyakit katastropik.
Walau begitu, BPJS Kesehatan menjamin pelayanan kesehatan untuk gagal ginjal tetap akan diberikan dengan rincian Rp378 juta untuk transplantasi organ, Rp92 juta untuk hemodialisis per tahun, dan layanan kesehatan lainnya Rp76 juta per tahun per orang.
[-]
"Pelayanan transplantasi ginjal saat ini direkomendasikan oleh para ahli sebagai terapi yang lebih baik dibanding terapi lainnya karena membuat kualitas hidup lebih baik," ujarnya.
Walau demikian, rumah sakit dan organ pendonor transplantasi ginjal masih sangat terbatas. Hanya ada 10 rumah sakit yang mampu menjalan tindakan medis tersebut.
Saat ini, masyarakat yang mengidap gagal ginjal masih didominasi oleh kalangan lansia dan laki-laki. Di mana kalangan tersebut rutin melakukan hemodialisis alias cuci darah.
(fry/agt)Sentimen: positif (94.1%)