Ini Manfaat Migrasi Siaran TV Analog ke Digital untuk Masyarakat, Lembaga Penyiaran, dan Negara
Liputan6.com Jenis Media: Tekno
Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate mengungkapkan beberapa manfaat lain migrasi ke siaran TV digital, selain kualitas siaran yang lebih baik serta kanal yang berpotensi bakal lebih beragam.
"Melalui pemanfaatan, efisiensi, farming, dan refarming, proses intensifikasi dan ekstensifikasi tata kelola spektrum nasional kita, sumber daya spektrum nasional kita, menjadi lebih efisien dibandingkan dengan televisi analog," kata Johnny.
Dalam sambutannya pada Kamis (3/11/2022) dini hari usai hitung mundur Analog Switch Off (ASO), Johnny menyebut, dengan dimatikannya siaran analog, akan ada farming spektrum frekuensi sebesar 112 MHz di spektrum 700 MHz.
Johnny menambahkan, menurut Boston Consulting Group, multiplier economy yang dihasilkan dari pemanfaatan digital dividen ini juga akan memberikan dampak untuk Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) di kisaran Rp 7 triliun per tahun.
"Atau lebih dari 70 triliun, sekitar 77 triliun untuk 10 tahun masa lisensi spektrum bagi operator telekomunikasi," kata Menkominfo.
Selain itu, spektrum yang sama juga memungkinkan untuk jadi fondasi bagi pengembangan teknologi 4G dan 5G di Indonesia untuk telekomunikasi selular.
Johnny mengklaim, ini bisa memberikan dampak penciptaan usaha baru yang cukup besar dengan 181 ribu kesempatan bisnis baru yang bisa dihasilkan, serta menghasilkan penambahan setidaknya 232 ribu lapangan kerja lima tahun ke depan.
"Akan memungkinkan kontribusi terhadap PDB nasional kita sampai dengan 448 triliun rupiah, dan akan bisa lebih besar lagi melalui akselerasi transformasi digital nasional kita," imbuh Menkominfo.
Sehingga Johnny mengatakan, tak cuma untuk industri televisi yang akan menjaga konvergensi usaha, migrasi TV digital dinilai juga memiliki multiplier effect besar bagi perekonomian Indonesia.
(Dam/Ysl)
Sentimen: positif (78%)