Sentimen
Negatif (99%)
6 Nov 2022 : 16.39
Informasi Tambahan

Grup Musik: APRIL

Kab/Kota: Wuhan, Kuala Lumpur, Shanghai

Kasus: covid-19

Ikuti Harga Minyak Dunia, CPO Juga Melejit 9% Pekan Ini

6 Nov 2022 : 23.39 Views 2

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi

Ikuti Harga Minyak Dunia, CPO Juga Melejit 9% Pekan Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) acuan pada pekan ini terpantau cerah bergairah, di tengah adanya gangguan pasokan minyak saingan di Amerika Selatan dan Ukraina sehingga memicu kekhawatiran atas pasokan global.

Sepanjang pekan ini, harga CPO di bursa Malaysia untuk kontrak Januari 2023 melejit 9,48% secara point-to-point (ptp). Pada perdagangan Jumat (4/11/2022), harga CPO menguat 0,69% ke posisi RM 4.367/ton.

-

-

Terkerek naiknya harga CPO terjadi karena gangguan pasokan minyak saingan di Amerika Selatan dan Ukraina sehingga memicu kekhawatiran atas pasokan global.

Minyak sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait karena mereka bersaing untuk mendapatkan bagian di pasar minyak nabati global.

Selain itu, akibat ulah Rusia memboikot perjanjian gandum di Laut Hitam yang menghambat lalu lintas kapal gandum dan biji-bijian Ukraina menambah kekhawatiran akan pasokan minyak biji matahari.

"Gangguan rantai pasokan dan risiko cuaca di Amerika Selatan kemungkinan akan menyebabkan lebih banyak volatilitas dalam penetapan harga ke depan, " tutur Direktur Konsultan Komoditas Apricus 8 Pte Ltd di Kuala Lumpur Marcello Cultrera dikutip Reuters.

Meski begitu, prospek global untuk CPO juga tidak pasti, dengan kebijakan pandemi yang ketat di China dapat kembali membebani permintaan.

"China benar-benar mengecewakan penjual minyak nabati karena pasar selalu dikunci," kata James Fry, ketua konsultan komoditas LMC International, mengatakan kepada peserta Konferensi Minyak Sawit Indonesia di Bali, dikutip dari CNBC International.

Harga sejak itu turun di tengah kekhawatiran atas perlambatan ekonomi global dan karena China mempertahankan kebijakan nol-Covid yang telah menyebabkan kerusakan ekonomi di Negeri Panda tersebut.

Seperti diketahui, China memberlakukan lockdown di sekitar 200 kawasan permukiman yang tersebar di sejumlah kota seperti Wuhan hingga Kota Zhengzhou yang merupakan sentra produksi iPhone terbesar di dunia. China juga sudah menutup wahana hiburan Shanghai Disney Resort sebagai upaya pengendalian virus.

Lockdown dikhawatirkan akan kembali menurunkan aktivitas ekonomi hingga permintaan konsumsi masyarakat.

Pertumbuhan ekonomi China memang jauh di atas ekspektasi yakni 3,9% (year-on-year/yoy) pada kuartal III-2022. Namun, jika kebijakan nol-Covid terus berlanjut, maka proyeksi kedepannya bakal kembali melambat.

"Tekanan kepada ekonomi China akan berlanjut. Pasar perumahan China masih diam di tempat, permintaan global juga melandai dan mata uang renminbi melemah," tulis Capital Economics, dikutip dari South Morning China Post.

Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi China akan melambat menjadi 3,2% tahun ini, turun 1,2 poin dari perkiraan April. Padahal pada 2021 ekonomi China mampu tumbuh 8,1%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[-]

-

Harga CPO Naik Tipis, Tapi Petani RI Masih Rugi!
(chd/chd)

Sentimen: negatif (99.9%)