Sentimen
Positif (100%)
6 Nov 2022 : 03.36
Informasi Tambahan

BUMN: PT Pertamina

Rahasia Kenapa BBM Malaysia Lebih Murah dari Malaysia? : Okezone Economy

6 Nov 2022 : 03.36 Views 2

Okezone.com Okezone.com Jenis Media: Ekonomi

Rahasia Kenapa BBM Malaysia Lebih Murah dari Malaysia? : Okezone Economy

JAKARTA - Rahasia kenapa BBM Malaysia lebih murah dari Indonesia menarik untuk dikulik. Sebagai informasi, harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia mengalami kenaikan dari 3 September 2022.

Hal ini dikarenakan tingginya harga minyak dunia menyebabkan Indonesia dan beberapa negara lainnya mengalami kenaikan harga. Lantas apakah harga BBM Indonesia lebih mahal dibandingkan negara lainnya atau malah masih murah?, simak penjelasannya.

Sebagai perbandingan, bisa melihat perbedaan harga BBM Malaysia dan Indonesia. Sebab, Malaysia dan Indonesia memiliki perusahaan BBM yang dimiliki negara yakni Indonesia memiliki Pertamina sedangkan Malaysia punya Petronas. Jika ditelusuri, ternyata harga BBM Malaysia lebih murah dibandingkan Indonesia.

Rahasia kenapa BBM Malaysia lebih murah dari Indonesia dikarenakan negeri Jiran menurunkan harga pada 24 Agustus 2022, lalu. Adapun bila dibandingkan, harga BBM di Malaysia terpantau masih lebih murah dibandingkan dengan yang dijual di Tanah Air.

Berdasarkan data Agustus 2022, kementerian keuangan Malaysia mengumumkan Harga RON97 turun 5 sen menjadi RM4,30 per liter atau sekitar Rp13 ribu . Sedangkan harga RON95 tidak berubah dan akan terus dijual eceran sebesar RM2.05 per liter atau sekitar Rp67.00. Harga solar juga tetap di RM2,15 per liter atau sekitar Rp6.700.

Sementara harga BBM 1 November 2022 di Indonesia, solar subsidi Rp6.800, pertalite Rp10.000, pertamax Rp13.900, pertamax turbo Rp14.300, dexlite Rp18.000 dan pertamina dex Rp18.550.

Rahasia kenapa BBM Malaysia lebih murah dari Indonesia dikarenakan Petronas Malaysia, di telah menguntungkan secara andal, membayar dividen besar kepada negara, dan telah menjaga harga solar dan bensin RON 95 stabil meskipun volatilitas di pasar energi global.

Sedangkan Pertamina terus mengalami kerugian meskipun sudah mendapatkan subsidi dari pemerintah. Padahal, pasar energi di Indonesia dan Malaysia pada dasarnya berbeda, sehingga tujuan pembuat kebijakan dan agen ekonomi mereka – seperti perusahaan energi milik negara – juga akan berbeda.

Dia mengatakan pemerintah akan menerapkan mekanisme subsidi bahan bakar yang lebih tepat sasaran. Diterangkan bahwa grup T20 (kelompok masyarakat ekonomi atas dengan penghasilan lebih dari Rp37 juta per bulan) menikmati subsidi bahan bakar hingga 8 miliar ringgit atau setara Rp26,9 triliun. Sementara kelompok B40 (kelompok ekonomi bawah dengan pendapatan di bawah Rp16 juta) hanya menikmati subsidi bahan bakar sebesar 6 miliar ringgit (Rp20,1 triliun).

Selain itu, harga BBM di Malaysia yang lebih murah, ternyata juga masih mendapatkan subsidi dari pemerintah. Pada akhir Juli lalu, Menkeu Keuangan Malaysia, Tengku Zafrul Aziz menyayangkan bahwa subsidi umum lebih menguntungkan orang kaya daripada orang miskin.

Sentimen: positif (100%)