Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Semarang, Yogyakarta, California, Salatiga
Grab-Gojek Banjir Saingan Baru, Angkat Jemuran hingga Digaji
CNBCindonesia.com Jenis Media: Tekno
Jakarta, CNBC Indonesia - Industri startup yang bergerak di bidang transportasi umum ternama di Indonesia seperti Grab dan Gojek nampaknya harus sedikit bekerja lebih keras untuk tetap menguasai pasar.
Pasalnya, keduanya mulai kebanjiran banyak pesaing, mulai dari yang menawarkan gaji pada driver hingga layanan angkat jemuran. Kehadiran para industri ride-hailing ini pun membuktikan bahwa pemain baru siap untuk bersaing di pasar Indonesia dengan segala inovasinya.
Para operator datang dari lokal dan juga dari negara lain. Berikut ini adalah daftar nama para pesaing tersebut.
1. JeggboyDari lokal, Indonesia punya layanan pengantaran dari Salatiga bernama Jeggboy. Layanan ini bukan hanya mengantarkan makanan atau orang namun beberapa kali mendapatkan permintaan dari angkat jemuran orang hingga menemani konsumen ke pernikahan.
Pendiri Jeggboy, Sahono mengatakan layanannya kebanyakan masih untuk pengantaran makanan dan belanja di pasar tradisional. Namun akhirnya juga berkembang ke layanan lain seperti antar barang serta orang.
"Lucu-lucu itu yang jomblo tidak punya teman atau malu minta bantuan untuk agak rapi. itu beberapa kali atau kalau enggak mereka enggak berangkat kita yang berangkat dengan nama dia kadonya dari mereka, nama yang ditamu mereka. Sering nemenin," kata Sahono kepada CNBC Indonesia, dikutip Sabtu (5/11/2022).
"Kalau musim penghujan itu mereka yang bekerja kantoran jemuran di luar minta tolong untuk masukan ke dalam. Takut ada tokek, masuk ke rumah nangkep apa biasanya nyuruh kami," imbuhnya.
Jeggboy telah beroperasi sejak 2016 dan melayani Salatiga dan sekitarnya dengan jumlah driver mencapai 230 orang. Namun, dia mengatakan banyak juga yang melakukan pengiriman ke kota Semarang serta Yogyakarta.
Layanan tersebut baru bisa digunakan dengan memesan melalui WhatsApp. Sahono menjelaskan untuk layanan seperti antar makanan akan dibebankan Rp 10 ribu untuk 5 km dan kilometer berikutnya Rp 2 ribu. Namun di luar layanan tersebut dibebankan biaya non-regular, yakni Rp 20 ribu pada satu jam pertama.
2. InDriveInDrive menjadi penantang baru di industri ride-hailing Tanah Air. Pasalnya aplikasi asal California, Amerika Serikat, itu menawarkan biaya bagi hasil aplikasi yang lebih sedikit kepada para mitra pengemudi atau driver.
InDrive menawarkan hanya 10% potongan bagi hasil kepada driver, cukup rendah dibandingkan dengan aplikasi lain yang rata-rata mengambil komisi driver sebesar 20%. Artinya jatah yang didapatkan pengemudi inDrive adalah 90%.
Director of Ride-Hailing APAC inDrive Roman Ermoshin, menuturkan dibandingkan kompetitor ojek online (ojol) lainnya, inDrive memang hanya mengambil komisi dari driver dengan jumlah yang lebih sedikit. Ia memastikan hal itu dilakukan agar kesejahteraan pengemudi tetap terjamin.
"Anda mengambil [pekerjaan sebagai pengemudi], dan aplikasi ini hanya menagih Anda 10%," kata Ermoshin.
"10% dari perjalanan dan sisanya adalah milik Anda, dan itu memberi Anda, secara harfiah, memberi Anda pekerjaan," imbuhnya.
InDrive sendiri baru meluncur tahun lalu di Indonesia. Saat ini Ermoshin mengklaim mereka telah memiliki lebih dari 600 ribu mitra pengemudi.
3. AirAsiaAwal bulan depan, layanan taksi online dari AirAsia akan mulai beroperasi di Indonesia. Perusahaan menjanjikan kesempatan kepada seluruh driver yang bergabung untuk bisa menjadi karyawan tetap dengan gaji bulanan lebih dari Rp 10 juta, sama seperti yang mereka berikan di Malaysia mulai 1 Oktober 2022.
Di Malaysia, Airasia mengumumkan program pekerjaan penuh waktu untuk semua pengemudi dari cabang e-hailing, Airasia Ride, yang baru kepada pengendara pengiriman makanan Airasia dan Airasia Xpress.
Pengemudi yang memenuhi syarat dapat mengikuti program Pengemudi Penuh waktu yang memungkinkan mereka untuk memiliki pendapatan dasar bulanan hingga RM3,500 atau sekitar Rp 11,5 juta.
Driver juga akan mendapat manfaat fasilitas bahan bakar, dan kesempatan untuk mendapatkan total pendapatan hingga RM 8,000 (Rp 26,4 juta) dengan skema insentif driver tambahan.
Di Bali, AirAsia baru berencana meluncurkan layanan transportasi online berbasis taksi dan mobil pribadi. Namun, AirAsia juga punya rencana untuk melebarkan saya ke layanan sepeda motor.
"Transportasi roda dua adalah pasar yang menarik. Kami sedang menjajaki dan bekerja sama dengan pihak berwenang terkait kemungkinan peluang," ujar CEO Airasia Super App Amanda Woo kepada CNBC Indonesia.
[-]
-
AirAsia Tawari Ojek Online Gaji Rp10 Juta, Driver di RI Juga?(luc/luc)
Sentimen: positif (100%)