Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) mengungkap biang kerok yang membuat nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Kini, rupiah sudah menyentuh angka di atas Rp 15.725/US$, dan menjadi yang terburuk dibandingkan mata uang Asia.

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Edi Susianto mengakui bahwa nilai tukar rupiah dan Malaysia ringgit mengalami pelemahan yang cukup tajam dibandingkan mata uang lainnya.

-

-

Lantas, apa alasan rupiah kembali ambruk?

"Kami mendapat info ada kebutuhan genuine demand dari beberapa perusahaan. Tapi puji syukur, pasar bisa memenuhinya," kata Edi kepada CNBC Indonesia, Jumat (4/11/2022).

Selain itu, BI juga melihat ada pembayaran utang dalam valuta asing dan repatriasi. Menurutnya, ketiga faktor di atas menjadi alasan utama nilai tukar rupiah mengalami pelemahan yang cukup signifikkan pada pembukaan pasar hari ini.

"Secara perlahan, pelemahan rupiah sampai detik ini agak menurun dibandingkan opening pagi ini," kata Edi.

Melansir data Refinitiv, rupiah langsung melemah 0,19% ke Rp 15.725/US$ saat pembukaan perdagangan. Depresiasi bertambah menjadi 0,29% ke Rp 15.740/US$ pada pukul 9:03 WIB. Level tersebut merupakan yang terlemah sejak April 2020.

Buruknya kinerja rupiah terlihat jika dibandingkan mata uang utama Asia lainnya. Beberapa masih mampu menguat meski tipis saja.

Rupiah pagi ini menjadi yang terburuk di Asia, tetapi jika dilihat sepanjang tahun pelemahannya menjadi salah satu yang terendah. Tercatat rupiah melemah sekitar 9%, hanya kalah dari dolar Singapura yang melemah sekitar 5%.

[-]

-

Kalau Terpaksa, BI Siap Keluarkan Jurus Pamungkas Jaga Rupiah
(cha/cha)