Sentimen
Positif (33%)
4 Nov 2022 : 18.40
Informasi Tambahan

Brand/Merek: Unilever

Institusi: ITB

Kab/Kota: Madiun

Bambang Subianto dalam Kenangan, Menkeu Pertama Era Reformasi

4 Nov 2022 : 18.40 Views 6

Detik.com Detik.com Jenis Media: Ekonomi

Bambang Subianto dalam Kenangan, Menkeu Pertama Era Reformasi

Jakarta -

Menteri Keuangan Kabinet Reformasi Pembangunan (1998-1999), Bambang Subianto meninggal dunia pada usia 77 tahun. Kabar ini dikonfirmasi oleh pihak Kementerian Keuangan, Jumat (4/11/2022).

Kepala Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) pertama tersebut menutup usia di RS Pondok Indah, Jakarta Selatan.

Lahir di Madiun, Jawa Timur, pada 10 Januari 1945, Bambang Subianto menjadi menteri keuangan pertama di era reformasi di bawah kepemimpinan Presiden BJ Habibie. Bambang Subianto saat itu menggantikan Fuad Bawazier usai kepemimpinan Presiden Soeharto berakhir.

-

-

Mengutip data Perpusnas, lulusan insinyur Teknik Kimia ITB 1973 ini menamatkan gelar Master Keuangan Perusahaan dan Bisnis Ekonomi di Universitas KatolikLeuven, Belgia tahun 1981. Sebelum menjadi menteri keuangan, Bambang mengecap sejumlah jabatan di Kementerian Keuangan, mulai dari Staff Menteri Keuangan sebagai Direktur Departemen Keuangan dan Akuntansi pada 1988 dan Dirjen Departemen Keuangan pada 1992.

Di masa menjabat Dirjen ia aktif dalam mengembangkan berbagai hukum dan peraturan, termasuk hukum pasar modal (1995), Pengembalian selain pajak (1997), dan peraturan lainnya yang diperlukan oleh semua perusahaan di Indonesia yang menerapkan transparansi dengan mendaftarkan hasil audit laporan keuangan mereka pada perwakilan pemerintah yang berwenang dan membuat laporan yang terbuka untuk masyarakat.

Pada pertengahan krisis di bulan January 1998, Bambang Subianto diangkat menjadi Ketua Indonesian Bank Restructuring Agency (IBRA). Kemudian bulan Mei 1998, ia menjabat sebagai Menteri Keuangan RI periode 1998-1999.

Almarhum juga pernah menjadi Presiden Komisaris PT Star Energy Investments (2005) dan Komisaris Independen PT Unilever Indonesia Tbk (2005).

(eds/eds)

Sentimen: positif (33.3%)