Sentimen
Turki, Negara yang Aneh Tapi Nyata!
CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi
Jakarta, CNBC Indonesia - Inflasi Turki kembali meninggi pada periode Oktober 2022 yakni 85,51% year-on-year (yoy). Angka ini menjadi rekor tertingginya sejak 1997. Hal ini disampaikan dalam pengumuman resmi Kamis (3/11/2022).
Inflasi terus menunjukkan tren kenaikan yang tinggi, kebutuhan konsumen terkait pangan dan energi di Turki terus meningkat. Kendati demikian, Presiden Recep Tayyip Edrogan masih kekeh menjelaskan bahwa ekonomi negara itu masih dalam kondisi baik-baik saja.
Sejak Agustus, Bank Sentral Turki memang sudah mengejutkan pasar dengan memangkas suku bunga utamanya sebesar 100 basis poin. Tingkat suku bunga acuan yang tadinya berada di 14% selama 7 bulan terakhir, kemudian dipangkas menjadi 13%. Ini terjadi di tengah inflasi yang saat itu nyaris menembus 80%.
Saat ini inflasinya sudah sangat tinggi, Edrogan membela kebijakan yang anti mainstream itu untuk memerangi krisis biaya hidup. Saat bank-bank sentral di seluruh dunia menaikkan biaya pinjaman dalam upaya untuk menjinakkan harga konsumen yang melonjak, tetapi Turki telah melawan tren global.
Erdogan menyebut suku bunga yang lebih tinggi sebagai musuh terbesarnya. Bahkan dengan pemilihan umum tahun depan, Erdogan berpendapat bahwa suku bunga tinggi adalah penyebab inflasi, bukan sebaliknya, yang bertentangan dengan teori ekonomi ortodoks.
Bulan lalu, bank sentral Turki memangkas suku bunga acuannya untuk ketiga kalinya berturut-turut. Ini membuatnya turun menjadi 10,5% dari 12%.
Kebijakan yang dimaksudkan untuk memberikan kredit murah dan mendorong ekspor itu pun langsung menekan mata uang lira yang turun.
Komite penetapan kebijakan bank sentral mengatakan perlu bertindak karena indikator utama menunjukkan hilangnya momentum ekonomi pada kuartal ketiga. Padahal pelonggaran kebijakan itu memicu krisis mata uang pada bulan Desember yang menyebabkan inflasi melonjak.
Pemotongan suku bunga yang telah lama didesak oleh Erdogan itu juga telah menyebabkan suku bunga riil di teritori negatif dan telah mempercepat krisis biaya hidup untuk rumah tangga Turki.
HALAMAN SELANJUTNYA >>> Berlawanan Arah Dengan Negara-Negara Di Dunia
Sentimen: negatif (99.4%)