Sentimen
Negatif (98%)
3 Nov 2022 : 12.40
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Tiongkok

Ekonomi AS hingga China Melambat, Indonesia Aman?

3 Nov 2022 : 19.40 Views 2

Liputan6.com Liputan6.com Jenis Media: Ekonomi

Ekonomi AS hingga China Melambat, Indonesia Aman?

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, situasi dan kondisi ekonomi global diprediksi masih akan tertekan sampai 2023. Hal itu disebabkan, inflasi di berbagai negara masih cenderung tinggi.

Sri Mulyani menjelaskan, seiring dengan gejolak harga dan pengetatan moneter maupun fiskal di berbagai negara, maka outlook perekonomian global menjadi melemah dan menjadi korban karena gejolak dan respons kebijakan.

Jika dilihat proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia terus dikoreksi menurun, untuk tahun 2022 proyeksi dari World Economic Outlook dari IMF hanya 3,2 persen, dan tahun depan akan semakin melemah.

“Artinya, pesan yang muncul juga dari pertemuan IMF world bank, G20, dan central bank yang baru terjadi minggu lalu itu mengkonfirmasi bahwa situasi ekonomi masih akan tertekan sampai 2023, dan inflasi masih cenderung tinggi,” ujar Menkeu dalam Konferensi Pers APBN KITA, Jumat (21/10/2022).

Bendahara negara ini menegaskan, tahun depan inflasi memang diramal masih cenderung tinggi walaupun diperkirakan sedikit mengalami penurunan. Namun masih pada level yang diperkirakan tinggi jika menggunakan standar 10 tahun terkahir.

Bahkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dari negara-negara terbesar seperti Amerika Serikat (AS), Eropa, dan Tiongkok, semuanya menunjukkan tren pelemahan tahun ini dan tahun depan. Kendati begitu, Indonesia masih diproyeksikan oleh berbagai lembaga dunia cukup baik yaitu sekitar 5 persen.

“Namun kita tidak boleh tidak waspada karena guncangan ekonomi ini sangat-sangat kencang dan sangat besar yang harus terus kita kelola dan waspadai secara baik,” ujar Menkeu.

Saat ini koreksi pertumbuhan ekonomi terjadi di semua negara, kalau dunia tadi mengalami penurunan 3,2 persen dan tahun depan melemah di 2,7 persen. Berarti dalam hal ini sudah terjadi koreksi ke bawah, dan nanti bulan Desember akan melihat lagi proyeksi untuk 2023 yang mana diperkirakan situasi dunia akan semakin kompleks.

Hal itu disebabkan, karena tidak tahu kepastian kapan berakhirnya perang dan ini menimbulkan spillover yang sangat besar. Kedua, munculnya musim dingin atau winter yang akan menyebabkan permintaan energi meningkat, sementara pasokan tidak pasti dan ini akan memberikan tekanan pada harga-harga energi.

“Tentu kita lihat dengan inflasi yang tinggi, kenaikan suku bunga yang semakin drastis dan makin tinggi oleh bank-bank sentral akan makin melemahkan sisi permintaan. Ini yang harus kita waspadai sampai akhir tahun dan sampai tahun 2023,” pungkasnya. 

Sentimen: negatif (98.4%)