Sentimen
Negatif (100%)
22 Nov 2023 : 11.32
Informasi Tambahan

Agama: Islam

Kasus: Teroris

Tokoh Terkait
Itamar Ben-Gvir

Itamar Ben-Gvir

Siapa Saja Para Sandera yang Israel Minta Bebaskan untuk Setop Agresi?

22 Nov 2023 : 18.32 Views 2

CNNindonesia.com CNNindonesia.com Jenis Media: Internasional

Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah Israel sepakat melakukan gencatan senjata selama empat hari di Gaza, usai didesak komunitas global selama lebih dari sebulan agresi di Palestina.

Kesepakatan itu terjadi dalam pemungutan suara yang digelar kabinet pada Selasa (21/11) malam hingga Rabu (22/11) dini hari. Mayoritas menteri mendukung pertukaran sandera dengan Hamas dan sebagai imbalan, menerapkan gencatan senjata empat hari di Gaza.

"Kami telah memutuskan keputusan yang sulit malam ini, tapi ini adalah keputusan yang benar," ucap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dalam rapat kabinet Israel pada Rabu dini hari usai rapat.

Meski begitu, Netanyahu mewanti-wanti bahwa agresi Israel ke Gaza akan tetap lanjut sampai tujuan negaranya tercapai.

"Saya ingin menegaskan. Kita sedang dalam perang dan akan terus berperang sampai kita mencapai seluruh tujuan kita, untuk menghancurkan Hamas, dan untuk membebaskan seluruh sandera dan warga kita yang hilang," kata Netanyahu.

"Kami akan memastikan bahwa tidak ada lagi entitas di Gaza yang akan mengancam Israel," paparnya menambahkan seperti dikutip Jerusalem Post.

Siapa saja para sandera Hamas?

Pada 7 Oktober lalu, milisi Hamas Palestina melancarkan serangan ke sejumlah wilayah Israel selatan dan menyandera ratusan orang. Menurut pemerintah Israel, sekitar 240 orang ditawan oleh Hamas dalam insiden yang memicu agresi Israel di Gaza itu.

Dilansir dari reuters, para sandera berasal dari berbagai komunitas, antara lain kibbutzim, personel militer, hingga pengunjung festival musik.

Selain warga Israel, lebih dari setengah sandera juga merupakan warga asing dan berkewarganegaraan ganda dari sekitar 40 negara, di antaranya Amerika Serikat, Thailand, Inggris, Prancis, Argentina, Jerman, Chili, Spanyol, dan Portugal.

Menurut media dan pemerintah Israel, sekitar 40 tawanan merupakan anak-anak, termasuk bayi 10 bulan dan anak-anak sekolah. Beberapa sandera lain yakni warga disabilitas.

Bersambung ke halaman berikutnya...

Hamas sejauh ini telah membebaskan empat tawanan, di antaranya warga AS Judith Raanan dan Natalie Raanan pada 20 Oktober lalu. Kemudian warga Israel Nurit Cooper dan Yocheved Lifshitz pada 23 Oktober.

Pasukan Israel juga membebaskan sendiri satu sandera yakni Ori Megidish selaku prajurit Israel pada 30 Oktober lalu.

Bulan ini, militer juga mengklaim menemukan jenazah dua sandera di Kota Gaza. Satu di antaranya yakni Noa Marciano, tentara berusia 19 tahun.

Pada Selasa (21/11), sayap bersenjata Hamas, Jihad Islam, melaporkan kematian sandera lain, namun tidak merinci lebih lanjut.

Di mana para sandera ditahan?

Hamas mengaku menyembunyikan para sandera di "tempat-tempat aman dan beberapa terowongan" di Gaza.

Lifshitz, nenek berusia 85 tahun yang dibebaskan Hamas, mengatakan bahwa setelah ditangkap, ia dibawa ke terowongan bawah tanah yang mirip dengan jaring laba-laba.

Militer Israel sementara itu menyatakan bahwa pihaknya menemukan bukti bahwa beberapa sandera ditahan di rumah sakit atau di bawah rumah sakit.

Pada Minggu (19/11), Pasukan Pertahanan Israel (IDF) melaporkan prajurit bernama Marciano tewas dibunuh Hamas di dalam Rumah Sakit Al Shifa.

Israel berulang kali mengklaim Hamas membangun markas dan terowongan bawah tanah di bawah sejumlah rumah sakit di Gaza. Hamas membantah keras tudingan ini.

Bagaimana kondisi para sandera saat ditawan?

Lifshitz mengatakan para penculiknya memisahkan tawanan menjadi kelompok-kelompok kecil. Dia mengatakan dirinya dan beberapa orang lain tidur di matras di lantai terowongan.

Meski begitu, ada sejumlah dokter yang memberikan perawatan kepada para sandera. Lifshitz mengatakan Hamas juga memastikan kondisi di sana higienis.

Dalam sebuah video yang dirilis Hamas pada Oktober, seorang sandera 21 tahun asal Prancis terlihat terluka lengannya. Ia tampak dirawat oleh seorang petugas medis.

Bagaimana reaksi Israel terhadap penyanderaan?

Sejak agresi pecah, anggota keluarga para tawanan dan ribuan warga terus menekan pemerintah Israel untuk memprioritaskan pembebasan sandera alih-alih menggencarkan agresi di Gaza.

Mereka khawatir keselamatan para sandera tidak terjamin jika pemerintah tak kunjung bergerak cepat.

Baru-baru ini, sejumlah anggota keluarga tawanan juga berdemo di depan gedung parlemen Israel. Mereka meminta agar pemerintah tidak membahas undang-undang yang akan menghukum mati warga Palestina jika dianggap teroris.

Undang-undang ini diusulkan oleh Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir, orang sayap kanan Israel yang sangat anti-Palestina.

Sentimen: negatif (100%)