Sentimen
Negatif (97%)
24 Okt 2024 : 21.47
Informasi Tambahan

Institusi: UNHCR

Kab/Kota: Serdang

Tolak 146 Pengungsi Rohingya, Warga Deli Serdang: Jangan Kasih Tempat Medan 24 Oktober 2024

25 Okt 2024 : 04.47 Views 3

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Regional

Tolak 146 Pengungsi Rohingya, Warga Deli Serdang: Jangan Kasih Tempat Tim Redaksi MEDAN, KOMPAS.com - Warga menolak keberadaan 146 pengungsi Rohingya yang terdampar di Desa Kelambir, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang , Sumatera Utara, Kamis (24/10/2024). Saat ini, para pengungsi ditempatkan sementara di Aula Camat Pantai Labu. Anita (45), salah seorang warga menyatakan, dia dan puluhan warga lainnya telah mendatangi kantor camat untuk meminta agar para pengungsi pergi. "Kami tidak setuju mereka kemari, dekat kampung kami. Sudah keadaan susah, jangan ditambah susah lagi," ujar Anita kepada wartawan di Desa Klambir. Anita juga meminta kepada perangkat desa dan camat segera memindahkan para pengungsi dari Aula Camat Pantai Labu. "Kami mohon sama kepala desa dan camat, jangan kasih tempat ke mereka, pulangkan saja ke kampung mereka," tambahnya. Hal senada disampaikan warga lainnya, Mela, yang mengungkapkan kekhawatirannya. Dia takut para pengungsi membawa penyakit ke warga sekitar. "Kami tidak terima orang itu datang ke kampung kami. Mereka orang luar, bisa bawa virus. Kami harap kepada pak camat jangan dikasih masuk ke sini," ujarnya. Sekretaris Camat Pantai Labu, Azizur, membenarkan adanya penolakan dari warga. Menurut dia, pihaknya sedang berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk menentukan langkah selanjutnya terkait tempat tinggal para pengungsi. "Ini masyarakat keberatan, tapi kami masih tahap koordinasi untuk kebijakan selanjutnya. UNHCR, IOM, dan Imigrasi juga sudah datang," ungkap Azizur. Azizur menjelaskan, jumlah pengungsi mencapai 146 orang, terdiri dari 64 pria, 62 wanita, dan 20 anak-anak. Mereka tiba di muara Pantai Dewi Indah dengan kapal kayu besar sekitar pukul 04.00 WIB. Sementara itu, salah seorang pengungsi, M Sufaid (24), menjelaskan, mereka awalnya mengungsi di Bangladesh akibat konflik di Myanmar, daerah asal mereka. Kemudian, mereka nekat berlayar ke Indonesia menggunakan kapal kayu selama 17 hari. Namun, saat tiba di Indonesia, mereka mengalami penolakan. Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Sentimen: negatif (97%)