Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Islam
Event: Perang Dunia II
Kab/Kota: California
Kasus: Teroris, penganiayaan
Partai Terkait
Cerita Yahudi Ashkenazi Merasa Dibohongi soal Zionis-Ide Negara Israel
CNNindonesia.com Jenis Media: Internasional
Sejumlah warga keturunan Yahudi Ashkenazi di Eropa hingga Amerika merasa dibohongi oleh pemimpin agama, anggota keluarga, dan orang tua mereka terkait gagasan soal pembentukan negara Israel.
Seorang penulis Yahudi Ashkenazi anti-Zionis Amerika yang tinggal di Belanda, Amanda Gelender berusaha menyuarakan kisahnya.
Ashkenazi disebut sebagai sub-bangsa Yahudi yang mencetuskan pendirian negara Israel dengan gagasan Zionisme.
Gelender hidup dengan rasa cinta mendalam terhadap budaya Yahudinya. Gelender merupakan seorang Yahudi berkulit putih dari kota California. Sejak kecil, Gelender diajari untuk bangga akan warisan kebudayaan kuno.
Gelender merasa terberkati dengan pembelajaran Taurat, pelayanan masyarakat, doa, makanan, dan musik yang diajarkan.
Dilansir dari TRT World, pemahaman yang ditanamkan adalah setelah kehancuran akibat Holocaust, orang-orang Yahudi membutuhkan tempat aman, dan orang-orang Yahudi dengan baik hati menghadiahkan tanah air yang sah, yaitu Israel.
Tanah yang diberikan berupa gurun kosong dan tandus. Slogan yang selalu digaungkan adalah "tanah tanpa rakyat untuk rakyat tanpa tanah".
Jenis Zionisme inilah yang terkenang dalam imajinasi kaum muda Yahudi Ashkenazi di Amerika pasca-Perang Dunia II.
Israel digambarkan sebagai negara tidak bersalah dan berharga yang penting untuk mendapat perlindungan.
Propaganda diciptakan bagi generasi muda Yahudi untuk mau berinvestasi kepada fantasi kolonial terkait pemukiman Israel. Gelender diajarkan oleh orang tuanya untuk berkontribusi dan memberikan sumbangan koin untuk pembangunan Israel.
Bentuk investasi yang lebih besar terdapat dalam propaganda wisata "perjalanan hak sulung". Program wisata ini didanai oleh negara dan pihak swasta untuk orang Yahudi mengunjungi tanah airnya, Israel.
Orang-orang Yahudi difasilitasi dengan perjalanan wisata selama 10 hari untuk membentuk relasi dan bertemu pasangan di Israel. Organisasi-organisasi di sana bahkan mendorong pasangan untuk berbulan madu, melahirkan keturunan, dan menetap di Israel.
Bermigrasi dan menetap di Palestina selalu ditekankan sebagai sesuatu yang indah serta mulia karena menyatukan kembali warisan Yahudi. Hal ini juga mendorong penyebaran lebih dari setengah juta penduduk ke wilayah Tepi Barat, pemukiman legal menurut hukum internasional.
Doktrinisasi dan propaganda tidak hanya menyasar segmen tertentu dalam komunitas Yahudi, tetapi sudah menyebar secara global di setiap sinagoga lembaga budaya Yahudi.
Dilansir dari Britannica, sinagoga dalam Yudaisme berarti rumah ibadat komunitas yang berfungsi untuk tempat ibadah liturgi, berkumpul, dan belajar.
Di sinagoga tempat Gelender tumbuh dewasa, hari raya Yahudi kuno seperti Paskah digabung dengan Hari Kemerdekaan Israel yang menandai juga peristiwa Nakba.
Budaya dan agama Yudaisme yang telah berusia ribuan tahun berhasil disusupi oleh proyek Zionis selama 75 tahun. Proyek Zionis menyelipkan identitas Israel kepada setiap aspek kehidupan Yahudi Amerika.
Masyarakat Yahudi tidak diberi ruang dan akses untuk melontarkan pertentangan dengan anti-Zionis.
Keyakinan yang selama ini diketahui oleh Gelender adalah Palestina dalam bentuk apapun sebagai anti-Semit, mengancam, dan orang yang menentang Israel tidak memahami penderitaan orang Yahudi.
Namun kini kenyataan yang ia lihat adalah pertumpahan darah terus menerus terhadap warga Palestina akibat agresi Israel yang tak bisa ia bayangkan.
Bersambung ke halaman berikutnya...
Cerita lain mengenai Yahudi Ashkenazi di Israel juga disampaikan oleh Jon Lansman, seorang aktivis politik Inggris yang pro-Palestina dan tergabung dengan Gerakan Buruh Yahudi (JLM).
Dilansir dari The Guardian, Lansman mengungkapkan bahwa jika seorang Yahudi sayap kiri bersuara terkait konflik yang beberapa saat ini terjadi, maka berpotensi mendapat kebencian dan pengucilan.
Kondisi ini terutama terjadi pada masa pemerintahan Jeremy Corbyn dan seruan antisemitisme.
Lansman merasa dahulu tidak sulit baginya untuk memberikan dukungan kepada warga Israel dan Palestina, terlepas dari politik serta aspirasi pemimpin-pemimpin mereka.
Diangkatnya mantan teroris sayap kanan Menachem Begin dan Yitzhak Shamir ke jabatan tertinggi di Israel meningkatkan kekecewaan masyarakat atas politik Yahudi Israel.
Di sisi lain, warga Tepi Barat dan Gaza juga mulai kehilangan kepercayaan kepada pemimpin mereka dengan kepemimpinan Fatah dan Otoritas Palestina.
Lansman melihat kembali sejarah yang diderita oleh bangsa Yahudi selama berabad-abad. Mereka mengalami pengusiran dari Inggris pada 1290 dan dari Spanyol pada 1492 bersama dengan umat Muslim.
Masyarakat Yahudi terus mengalami kehancuran, sebelum mendapat tempat perlindungan atas keputusan PBB Tahun 1947 untuk membagi Palestina,
Jutaan penyintas Holocaust yang merujuk pada Yahudi Ashkenazi terbunuh sampai akhirnya sampai di Israel.
Dilansir dari Ensiklopedia Holocaust, Holocaust adalah peristiwa pembantaian dan penganiayaan sistematis yang didukung oleh negara terhadap 6 juta orang Yahudi Eropa atau Yahudi Ashkenazi oleh rezim Nazi Jerman.
Lansman merasa tidak terima atas narasi aneh yang disebarkan oleh Zionis dan anti-Zionis bahwa Israel diciptakan karena inspirasi Theodor Herzl hingga deklarasi Balfour dan pemisahan PBB.
Menurutnya, Israel diciptakan karena rasa bersalah dibandingkan prinsip dan tidak ada yang mau menerima pengungsi Holocaust.
Lansman bersimpati kepada masyarakat Yahudi di Israel dan Palestina yang merupakan pengungsi Holocaust, tetapi tidak bersimpati kepada pemerintahan mereka.
Lansman tidak mempercayai bahwa tanah Israel memang ditakdirkan untuk bangsa Yahudi, kecuali kenyataan bahwa PBB mengesahkannya.
Sentimen: negatif (100%)