Sentimen
Negatif (98%)
24 Okt 2024 : 19.30
Partai Terkait

Hashim: Negara Akan Dapat Pendapatan Rp 400 Triliun dari Pengusaha Nakal dan Perdagangan Karbon

Beritasatu.com Beritasatu.com Jenis Media: Ekonomi

24 Okt 2024 : 19.30

Jakarta, Beritasatu.com - Ketua Dewan Penasihat Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Hashim Djojohadikusumo mengatakan, Indonesia akan dapat tambahan pendapatan untuk kas negara hingga Rp 400 triliun. Dana itu dari pengusaha sawit nakal sekitar Rp 190-Rp 300 triilun dan perdagangan karbon mencapai Rp 190 triliun.  

"Kita dari pengusaha nakal Rp 190-300 triliun, yang karbon kita bisa dapat Rp 190 triliun, itu sudah Rp 400 triliun kurang lebih dana baru," kata Hashim yang juga wakil ketua dewan pembina Partai Gerindra seusai acara dialog para pimpinan dewan Kadin Indonesia 2024-2029 di Menara Kadin, Jakarta Selatan, Rabu (23/10/2024). 

Adik Prabowo itu mengatakan masa depan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akan bagus karena akan dapat tambahan pemasukan. Pasalnya, kata dia, saat ini ada sekitar 300 pengusaha sawit yang menjalankan bisnis secara ilegal atau mengemplang pajak. Kondisi ini telah menyebabkan negara mengalami kerugian hingga Rp 300 triliun.

Para pengusaha nakal itu tidak memiliki nomor pokok wajib pajak (NPWP) dan tidak memiliki rekening bank di Indonesia. Laporan tersebut sudah disampaikan ke Presiden Prabowo Subianto.  "Ini sudah dikasih laporan ke Pak Prabowo, segera bisa dibayar Rp 189 triliun dalam waktu singkat dan waktu lebih lama, tetapi tahun depan bisa tambah Rp 120 triliun lagi, sehingga Rp 300 triliun itu masuk ke kas negara," kata Hashim.

Tidak hanya itu, Hashim mengutarakan pemasukan APBN dari sumber lain, yakni hutan-hutan Indonesia bisa menawarkan kredit karbon hingga 577 juta ton menurut asesmen dan kajian PBB. Biaya per tonnya bisa dibanderol US$ 10. Artinya, negara bisa mendapat tambahan dana lagi US$ 5,8 miliar (sekitar Rp 90 triliun).

"Dengan biaya atau cost minimal US$ 10 per ton, mungkin kita bisa dapat lebih. Saya nanti akan omongkan, akan lelang. Kalau Saudi, Qatar, Abu Dhabi berminat, semua negara-negara penghasil emisi berminat, kita jual minimal US$ 10 (per ton)," terangnya.

Hashim juga mengaku sudah memeriksa catatan tersebut dengan Wakil Menteri Keuangan Tommy Djiwandono. "Berarti apa, berarti itu US$ 5,8 miliar anggaran. Saya sudah cek dengan Tommy Djiwandono, maaf, keponakan saya, dia sudah konfirmasi di APBN, itu tidak dihitung. Berarti apa, kita bisa dapat tambahan Rp 90 triliun kurang lebih dana baru," sambung Hashim.

Selain itu, Hashim melihat kemungkinan pendapatan lewat karbon pada kuartal kedua atau ketiga 2025 sebesar US$ 6 miliar (Rp 93 triliun). "Berarti kita bisa dapat Rp 190 triliun tambahan dana untuk masuk APBN," tambahnya.

Sentimen: negatif (98.5%)