Sentimen
Informasi Tambahan
Brand/Merek: Starbucks
Kab/Kota: New York, California, Tiongkok
Bos Starbucks Ubah Menu Saat Laba Anjlok karena Penjualan di AS dan Tiongkok Tergerus
Beritasatu.com Jenis Media: Ekonomi
New York, Beritasatu.com - Bos baru Starbucks Brian Niccol mengatakan pihaknya akan merombak menu jaringan kopi global itu karena perusahaannya terus mengalami penurunan penjualan sehingga berimbas pada tertekannya laba.
Brian Niccol juga mengumumkan bahwa perusahaan menangguhkan rilis prakiraan keuangan Starbuck untuk tahun mendatang karena kondisi bisnis saat ini.
Pada saat yang sama, perusahaan melaporkan laba kuartalan 3 bulanan yang berakhir September 2024 menunjukkan penjualan dan laba turun tajam. Imbasnya, saham Starbucks turun lebih 4% di bursa saham AS pada Selasa (22/10/2024) setelah pengumuman.
"Starbucks perlu melakukan perubahan mendasar untuk mendatangkan kembali pelanggan," kata Niccol, yang mulai menjabat sebagai kepala eksekutif pada September 2024 dilansir BBC.
Starbuck akan menyederhanakan menu yang terlalu rumit dan memperbaiki arsitektur harga. "Kami ingin memastikan setiap pelanggan merasa Starbucks sepadan dengan kunjungan mereka," kata dia.
Starbucks menilai pelanggan mengurangi pengeluarannya meningkatnya biaya hidup yang menekan anggaran masyarakat.
Perusahaan memperkirakan penjualan global dalam tiga bulan hingga September turun 7% (year on year/yoy) menjadi US$ 9,1 miliar. Sementara laba akan turun 25% menjadi US$ 0,8. Penurunan lebih dalam terjadi di Tiongkok sebesar 14% dalam periode yang sama, akibat terpuruknya ekonomi. Adapun penjualan di AS menurun 6%
Starbucks akan merilis hasil resmi dan lengkapnya pada minggu depan.
Niccol, yang sebelumnya mengepalai jaringan makanan Meksiko Chipotle, dibawa ke Starbucks untuk membantu membalikkan keadaan bisnisnya.
Namun, ia mendapat kritik atas rencananya bepergian hampir 1.000 mil (1.600 km) dari rumah keluarganya di Newport Beach, California, ke kantor pusat perusahaan di Seattle dengan jet perusahaan.
Para kritikus menganggapnya bertentangan dengan sikap publik perusahaan terhadap isu hijau.
Sentimen: negatif (96.9%)