Sentimen
Positif (99%)
23 Agu 2022 : 16.50

China Punya Radar Mungil Bisa Deteksi Pesawat dari Jarak 300 Km

23 Agu 2022 : 23.50 Views 3

CNNindonesia.com CNNindonesia.com Jenis Media: Tekno

Jakarta, CNN Indonesia --

Tim insinyur industri pertahanan China membangun sistem pemindaian inframerah yang dapat mendeteksi tanda panas dari pesawat, dalam radius nyaris 300 kilometer.

Sistem pencarian dan lacak inframerah kecil itu dibangun untuk mendeteksi gerak-gerik pesawat meskipun melesat dengan kecepatan yang sangat cepat.

Perangkat yang dinamai The medium-wave infrared system itu telah berhasil mendeteksi dan melacak pesawat sipil dari jarak 285 kilometer, menurut sebuah makalah yang diterbitkan di jurnal peer-review China Infrared and Laser Engineering.

Tim, yang dipimpin oleh insinyur elektrooptik Liu Zhihui dari kontraktor pertahanan Sichuan Jiuzhou Electric Group Company mengklaim gambar spektrum inframerah dapat dengan jelas mengidentifikasi garis besar target, rotor, ekor, dan jumlah mesin.

Menurut para peneliti, radar pencari panas juga dapat memancarkan sinar laser yang kuat untuk menerangi pesawat target, dan mengumpulkan data tambahan seperti jumlah jendela di pesawat.

Menurut Liu dan tim peneliti, alat yang cukup kecil itu bisa dipasang di mobil, pesawat terbang, atau bahkan satelit. Perangkat ini dapat digunakan berbagai tujuan, termasuk "pengawasan, peringatan dini dan panduan (rudal).

Penggunaan radar inframerah dengan jarak jauh dinilai penting dalam memerangi pesawat siluman. Meskipun pesawat militer yang menggunakan teknologi siluman dapat menghindari radar konvensional, tetap saja menghasilkan panas dari tubuh dan mesinnya.

Karena gelombang inframerah yang relatif panjang, secara fisik inframerah ini setara dengan cahaya berenergi rendah, mudah diserap oleh atmosfer. Namun biasanya sebagian besar kamera inframerah hanya mampu melihat hingga jarak 20 kilometer.

Menurut laporan Flightglobal.com, pada 2015, China telah membangun radar pencari panas untuk pesawat siluman J-20 yang dapat mendeteksi tanda dari pembom siluman B-2 AS dan pesawat tempur F-22 dari jarak 150 kilometer dan 110 kilometer.

Menurut Liu dan tim ilmuwan, sulit untuk memperluas jangkauan deteksi radar inframerah. Hanya sejumlah kecil foton, atau partikel cahaya yang dapat melewati lensa kecil detektor.

Di samping itu tim Liu menemukan masalah lain muncul dari kecepatan pesawat. Target yang bergerak cepat dapat meninggalkan gambar kabur dan mempengaruhi keakuratan deteksi dan pelacakan karena radar inframerah harus berada di langit dalam jangka waktu yang lama untuk mendeteksi ancaman jauh dengan sinyal yang sangat lemah.

Kemudian tim peneliti China mengklaim kunci inovasinya adalah cermin internal yang berputar cepat, yang dapat secara efektif menghilangkan blur, agar secara akurat dan otomatis menyesuaikan arah pancaran cahaya.

Para peneliti mengklaim radar dapat memindai seluruh langit dalam hitungan detik dalam mode pencarian target jauh, yang diklaim lebih cepat daripada kebanyakan pencari panas yang saat ini digunakan.

Menurut tim Liu, kinerja perangkat tetap stabil selama pengujian dalam kondisi yang keras dengan suhu mulai dari minus 40 hingga 60 derajat Celcius.

Radar Sulit Ditemukan Musuh

Para peneliti mengklaim karena radar dalam mode pasif dan tidak memancarkan sinyal, akan sulit bagi musuh untuk menemukannya.

Karena sulitnya mengganggu sinyal inframerah dengan teknologi saat ini, perangkat akan memiliki peluang yang jauh lebih baik untuk bertahan dari peperangan elektronik.

Dikutip SCMP, radar inframerah jarak jauh lainnya yang dibuat oleh para ilmuwan di Institut Optik, Mekanika, dan Fisika Halus dari Akademi Ilmu Pengetahuan China di China timur laut dilaporkan mendeteksi sinyal panas pesawat dari jarak 225 kilometer.

Pada malam yang cerah, perangkat dapat mendeteksi dan melacak Stasiun Luar Angkasa Internasional pada jarak lebih dari 1.000 kilometer, dikutip News track live.

Menurut para ahli militer banyak variabel seperti cuaca, suhu latar belakang atmosfer, sudut pandang mesin pesawat, dan teknologi pengurangan panas yang dapat mempengaruhi jangkauan kerja efektif radar panas.

Saat ini sejumlah negara berlomba untuk mengembangkan teknologi inframerah mutakhir yang dapat mempengaruhi hasil perang, termasuk China dan Amerika Serikat.

Inisiatif ini termasuk sistem peringatan dini global berdasarkan satelit orbit rendah dan pesawat terbang yang dapat mendeteksi panas yang dihasilkan oleh senjata hipersonik dari jarak ribuan kilometer, rudal pencari panas hipersonik sekecil mobil.

Sentimen: positif (99.2%)