Sentimen
Positif (76%)
19 Okt 2024 : 15.00

Prospek IHSG Cerah setelah Pelantikan Prabowo-Gibran

19 Okt 2024 : 22.00 Views 3

Beritasatu.com Beritasatu.com Jenis Media: Ekonomi

Jakarta, Beritasatu.com - Prospek masa depan indeks harga saham gabungan (IHSG) disebut akan cerah setelah pelantikan presiden terpilih Prabowo Subianto dan wakil presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka pada Minggu (20/10/2024) besok.

Analis Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji mengatakan, pelantikan presiden ke-8 Republik Indonesia (RI) ini sangat dinanti-nanti oleh investor.

"Pergerakan IHSG untuk terapresiasi masih terbuka lebar setelah pelantikan Prabowo-Gibran sebagai presiden dan wakil presiden dan hal itu sangat dinanti investor, terutama program awal nanti," ucap Nafar di Jakarta, Sabtu (9/10/2024).

Ia optimistis kepemimpinan Prabowo-Gibran berpeluang membuat gebrakan-gebrakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi di atas 5%.

“Terkait dengan gebrakan politik, gebrakan ekonomi maupun gebrakan di bidang-bidang lainnya, hal itu akan memiliki dampak khusus bagi pertumbuhan ekonomi ke depan. Mudah-mudahan bisa memberikan kontribusi positif, misalnya bagaimana Pak Prabowo realisasikan pertumbuhan ekonomi di atas 5%,” tambahnya.

Sebelumnya, diketahui Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan (BI rate)  sebesar 25 basis poin menjadi 6% dari sebelumnya 6,25%, suku bunga deposit facility turun 25 basis poin menjadi 5,25%, dan suku bunga lending facility turun 25 basis poin menjadi 6,75% dalam rapat Dewan Gubernur BI pada September 2024.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan keputusan ini konsisten dengan rendahnya perkiraan inflasi pada 2024 dan 2025 sekitar 2,5±1% pada 2024 dan 2025, stabilitas nilai tukar rupiah, serta perlunya upaya memperkuat pertumbuhan ekonomi nasional.

Kemudian, pada Oktober 2024, BI memutuskan untuk menahan suku bunga acuan BI-Rate tetap sebesar 6% pada rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Oktober 2024.

Kebijakan ini konsisten dengan perkiraan rendahnya inflasi, stabilnya nilai tukar rupiah yang cenderung menguat, dan pertumbuhan ekonomi yang perlu didorong lebih tinggi. Sementara itu, inflasi masih berada dalam kisaran target sebesar 2,5 ± 1 % pada tahun 2024 dan 2025.

Selain itu, cadangan devisa masih mencukupi menjadi US$ 149,9 miliar pada September 2024, didukung berdasarkan penerimaan ekspor minyak dan gas, pendapatan pajak dan jasa, serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah.


 

Sentimen: positif (76.2%)