Sentimen
Negatif (100%)
17 Nov 2023 : 17.27
Informasi Tambahan

Kab/Kota: New York, Washington, Beijing

Kreator-Influencer Yahudi Ngamuk Tuduh TikTok Anti-Israel

18 Nov 2023 : 00.27 Views 3

CNNindonesia.com CNNindonesia.com Jenis Media: Internasional

Jakarta, CNN Indonesia --

Sejumlah konten kreator dan selebritas TikTok Yahudi marah kepada media sosial TikTok karena dinilai mempromosikan konten-konten pro-Palestina dan anti-Israel.

Diberitakan The New York Times, para kreator dan influencer ini bertemu dengan eksekutif TikTok dan karyawan lain pada Rabu (15/11) malam, mendesak petinggi perusahaan TikTok berbuat lebih banyak guna mengatasi gelombang antisemit di media sosial itu.

Pertemuan itu berlangsung sekitar 90 menit dengan diikuti oleh lebih dari 30 orang, termasuk aktor Sacha Baron Cohen, Debra Messing, dan Amy Schumer.

Pertemuan dipimpin oleh Adam Presser selaku kepala operasi TikTok dan Seth Melnick selaku kepala operasi pengguna global TikTok.

Para selebriti dan kreator murka lantaran TikTok tidak bisa mencegah komentar anti-semit di unggahan mereka dan akun orang Yahudi lainnya.

"Apa yang terjadi di TikTok adalah menciptakan gerakan anti-semit terbesar sejak Nazi [Jerman]," kata Cohen, yang tidak punya akun TikTok resmi.

Dia mengkritik kekerasan dan disinformasi yang beredar di platform tersebut, padahal menurutnya TikTok punya wewenang untuk mengatasi hal itu.

Sejak agresi Israel di Palestina pecah 7 Oktober lalu, ujaran kebencian anti-semit dan Islamofobia tercatat melonjak di banyak layanan daring, termasuk X dan Facebook.

Menurut kelompok advokasi Yahudi Anti Defamation League, konten anti-semit melonjak lebih dari 919 persen di X dan 28 persen di Facebook sejak awal bulan lalu.

Sementara itu di TikTok, para pengguna di AS merasa bahwa aplikasi tersebut kebanyakan mengandung konten pro-Palestina akibat hubungannya dengan China. China merupakan salah satu negara yang mendukung kemerdekaan Palestina.

Seiring dengan ini, beberapa anggota parlemen Washington menyerukan warga AS untuk tidak menggunakan platform milik perusahaan China ByteDance tersebut. Mereka beralasan Beijing mungkin memengaruhi konten yang beredar di TikTok melalui algoritma aplikasi.

TikTok sejauh ini telah membantah bahwa layanannya mempromosikan konten pro-Palestina dan anti-Israel. Aplikasi itu menyatakan telah menghapus lebih dari 925 ribu video sejak 7 Oktober karena melanggar tentang kekerasan dan disinformasi.

Platform ini juga menegaskan telah menutup 24 juta akun palsu dalam kurun waktu tersebut.

"Kami menyadari ini adalah waktu yang sangat sulit dan menakutkan bagi jutaan orang di seluruh dunia dan di komunitas TikTok," tulis pernyataan platform tersebut.

"Para pemimpin kami telah bertemu dengan kreator, masyarakat sipil, pakar hak asasi manusia, dan pemangku kepentingan untuk mendengarkan pengalaman dan umpan balik mereka tentang bagaimana TikTok dapat tetap menjadi tempat bagi komunitas, penemuan, dan berbagi secara otentik."

TikTok kemudian menegaskan bahwa pihaknya tidak mengizinkan konten dengan ujaran kebencian apa pun yang digunakan untuk mengancam kekerasan dan menyebarkan kebencian.

(blq/bac)

[Gambas:Video CNN]

Sentimen: negatif (100%)