Sentimen
Positif (72%)
19 Okt 2024 : 11.36

KSSK: Pelemahan Rupiah Terkena Dampak Eskalasi Ketegangan Geopolitik

19 Okt 2024 : 18.36 Views 2

Beritasatu.com Beritasatu.com Jenis Media: Ekonomi

Jakarta, Beritasatu.com - Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menyatakan pelemahan nilai tukar rupiah dipengaruhi ketidakpastian global akibat eskalasi ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Hingga 15 Oktober 2024  nilai tukar rupiah melemah 2,82% point to point (ptp) dari bulan sebelumnya.

Menteri Keuangan sekaligus Ketua KSSK Sri Mulyani Indrawati mengatakan meskipun melemah, tetapi dibandingkan akhir Desember 2023, nilai tukar rupiah terdepresiasi hanya 1,17% year to date (ytd). Rupiah lebih baik dengan mata uang di kawasan, seperti peso Filipina, dolar Taiwan, dan won Korea. 

“Ke depannya, nilai tukar rupiah diperkirakan terus menguat sejalan menariknya imbal hasil, rendahnya inflasi, dan tetap baiknya prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers “Hasil Rapat Berkala KSSK IV 2024” di Gedung Thamrin, Bank Indonesia (BI), Jakarta pada Jumat (18/10/2024) dilansir Investor Daily.

Menkeu mengatakan seluruh instrumen moneter akan terus dioptimalkan, termasuk penguatan strategi operasi moneter promarket melalui optimalisasi instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI), dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVB).

"Tujuannya menarik aliran masuk modal asing dan mendukung penguatan nilai tukar rupiah,” ucap dia.

Dalam kesempatan yang sama, Gubernur BI Perry Warjiyo menuturkan fokus kebijakan moneter jangka pendek adalah menjaga stabilitas rupiah karena meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global.  Dengan kondisi nilai tukar rupiah dan inflasi saat ini, BI melihat kemungkinan menurunkan suku bunga acuan pada akhir 2024.

“Ke depan, BI terus mencermati ruang penurunan suku bunga kebijakan dengan tetap memperhatikan prospek inflasi, nilai tukar rupiah, dan pertumbuhan ekonomi,” tutur Perry.

Sentimen: positif (72.7%)