Sentimen
Negatif (88%)
16 Okt 2024 : 09.50

Pemogokan Karyawan Picu Krisis Keuangan, Boeing Incar US$25 Miliar dari Saham dan Obligasi

16 Okt 2024 : 16.50 Views 2

Bisnis.com Bisnis.com Jenis Media: Ekonomi

Bisnis.com, JAKARTA - Boeing mengumumkan rencana untuk mengumpulkan dana hingga US$25 miliar melalui penawaran saham dan obligasi serta perjanjian kredit $10 miliar dengan pemberi pinjaman besar di tengah krisis produksi dan perhatian dari regulator soal produknya.

Mengutip Reuters pada Rabu (16/10/2024), dalam dokumen yang diajukan ke regulator pasar AS menyebutkan, dana tersebut rencananya akan digunakan Boeing untuk keperluan umum perusahaan.

“Ini adalah dua langkah bijaksana untuk mendukung akses perusahaan terhadap likuiditas,” kata Boeing dalam dokumen tersebut.

Manajemen Boeing juga mengatakan, potensi penawaran saham dan utang akan memberikan opsi untuk mendukung neraca perusahaan selama periode tiga tahun.

Tidak jelas kapan dan berapa jumlah dana yang akan diperoleh perusahaan pembuat pesawat tersebut, namun para analis memperkirakan Boeing memerlukan dana antara US$10 miliar dan US$15 miliar untuk mempertahankan peringkat kreditnya, yang kini hanya satu tingkat di atas level junk credit atau sampah.

Boeing telah menghadapi beragam krisis sepanjang 2024, dimulai dari 5 Januari ketika panel pintu pesawat 737 MAX terlepas saat di udara. Sejak itu, CEO perusahaan tersebut mengundurkan diri, produksinya melambat karena regulator menyelidiki budaya keselamatannya, dan pada bulan September, 33.000 serikat pekerja melakukan pemogokan.

Perusahaan ini ingin menopang keuangannya dengan peningkatan uang tunai dan utang karena menghadapi kemungkinan penurunan peringkat kreditnya setelah tiga kuartal berturut-turut menghabiskan uang tunai.

Pemogokan tersebut memakan biaya sekitar US$1 miliar per bulan, menurut perkiraan seorang analis. Untuk mengurangi biaya, Boeing juga mengatakan akan memangkas 17.000 pekerjaan.

S&P Global dan Fitch memperingatkan penurunan peringkat utang pada bulan lalu. Lembaga pemeringkat mengatakan, penjualan saham dan utang dapat membantu mempertahankan peringkat peringkat investasi Boeing.

“Fasilitas kredit tambahan juga tampaknya merupakan tindakan pencegahan yang masuk akal,” kata Ben Tsocanos dari S&P Global.

Di sisi lain, beberapa analis tidak yakin terhadap aksi yang akan dilakukan oleh Boeing.

“Kami menganggap ketidakjelasan dan luasnya pengumuman ini serta perlunya pembiayaan sementara menyiratkan bahwa bank sedang berjuang untuk menjual penerbitan ini kepada calon investor atau pemberi pinjaman,” kata analis Agency Partners, Nick Cunningham.

Boeing mengatakan pada hari Selasa bahwa pihaknya belum memanfaatkan fasilitas kredit baru senilai US$10 miliar, yang diatur oleh Bank of America (BofA), Citibank, Goldman Sachs dan JPMorgan, atau fasilitas kredit bergulir yang ada.

Presiden Emirates Airlines, Tim Clark, menjadi tokoh industri senior pertama yang mengutarakan kekhawatirannya atas kemampuan Boeing dalam mengatasi krisis terburuk yang pernah ada.

“Kecuali perusahaan mampu mengumpulkan dana melalui penerbitan saham baru (rights issue), saya melihat penurunan peringkat investasi akan segera terjadi dan pengajuan kebangkrutan bab 11 akan segera terjadi,” kata Clark kepada Air Current, sebuah publikasi industri penerbangan.

Adapun, Beoing dan serikat yang mewakili para pekerja yang mogok di kawasan Pacific Northwest AS, belum mencapai kesepakatan mengenai kontrak baru dan pembicaraan menjadi semakin memanas.

Penjabat Menteri Tenaga Kerja AS Julie Su bertemu dengan Boeing dan serikat pekerja di Seattle pada Senin (14/10/2024) kemarin dalam upaya untuk memecahkan kebuntuan.

Produsen pesawat tersebut sudah terguncang karena pembatasan produksi jet MAX yang diberlakukan regulator setelah ledakan panel kabin di udara pada bulan Januari.

Adapun, Boeing tercatat memiliki utang sebesar US$11,5 miliar yang jatuh tempo hingga 1 Februari 2026, dan telah berkomitmen untuk menerbitkan US$4,7 miliar sahamnya untuk mengakuisisi Spirit AeroSystems dan menanggung utangnya.

Boeing mengirimkan 33 jet pada bulan September, turun dari 40 unit pada Agustus, karena perusahaan tersebut semakin tergelincir dalam perlombaan pengiriman dengan pesaingnya, Airbus. 

Sentimen: negatif (88.3%)