Jakarta, Beritasatu.com - Masyarakat Jakarta merasa senang dengan adanya modernisasi televisi (TV) digital di era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang telah mengalami kemajuan pesat.

Berdasarkan program analog switch off (ASO) sebagai amanat dari Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja Pasal 78 Nomor 3, pemerintah telah menghentikan siaran TV analog dan beralih ke siaran TV digital.

Saat ini, sebagian besar daerah di Indonesia telah mengadopsi siaran televisi berbasis digital. Manfaat yang dirasakan antara lain, yakni kualitas lebih baik, pilihan saluran lebih banyak, hingga siaran TV gratis yang bisa dinikmati selama 24 jam.

Salah satu warga Matraman, Jakarta Timur, Dion mengaku senang dengan adanya peralihan dari TV analog menjadi TV digital. 

Ia mengaku, kini  beserta keluarganya dapat menyaksikan siaran televisi dengan kualitas yang lebih baik dibandingkan sebelumnya.

“Kalau istilahnya dahulu belum ada set top box, harus muter-muter antena. Sekarang udah enggak, sekarang layarnya sudah bening, enak ditonton,” kata Dion kepada Beritasatu.com di rumahnya, Kampung Bali, Matraman, Jakarta Timur belum lama ini.

Menurutnya, tampilan layar televisi semasa TV analog ada “semutnya” atau masih kurang jernih apabila dibandingkan TV digital. Sementara, saat ini dia menyebut kualitas layar televisi sudah tampak bening.

Selain itu, Dion mengatakan TV digitalnya memiliki berbagai pilihan saluran sebanyak 60 hingga 80 saluran televisi. Berbeda dengan TV analog yang saluran televisinya sangat terbatas.

“Kalau dahulu paling istilahnya cuma 10 atau 11 (saluran), kalau sekarang bisa sampai ratusan. Yang menyangkut di sini ada 60 sampai 80-an,” imbuh Dion.

Dion menegaskan, dengan adanya peralihan TV digital, dirinya merasakan manfaat yang signifikan dalam menyaksikan tayangan televisi. Dia merasa manfaat itu sangat dirasakan melalui perbedaan antara set top box dengan antena.

“Ya mungkin untuk kelanjutannya, enak pakai set top box ya daripada yang dahulu pakai antena," tutupnya.