Sentimen
Negatif (100%)
10 Okt 2024 : 19.31
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Tebet

Kasus: penganiayaan

Siswa di Tebet Dianiaya Kakak Kelas, Pengacara Tak Yakin Korban Duel Satu Lawan Satu Megapolitan 10 Oktober 2024

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Metropolitan

10 Okt 2024 : 19.31
Siswa di Tebet Dianiaya Kakak Kelas, Pengacara Tak Yakin Korban Duel Satu Lawan Satu Tim Redaksi JAKARTA, KOMPAS.com - Kuasa hukum AAP (16), siswa Madrasah Aliyah (MA) di Tebet yang jadi korban penganiayaan kakak kelasnya berinisial MAA (17) tak yakin dengan pernyataan polisi yang menyebut insiden itu merupakan perkelahian satu lawan satu.  Pasalnya, AAP disebut mengalami luka amat parah akibat penganiayaan tersebut, bahkan kritis.  "Kalau polisi bilang begitu tinggal kita buktikan saja rekaman CCTV-nya. Ya enggak mungkin satu lawan satu bisa separah itu, kritis, kita sederhanalah," kata kuasa hukum AAP, Saut Hamonongan, saat dihubungi, Kamis (10/10/2024). Saut meyakini, AAP merupakan korban perundungan kakak kelasnya. Ia juga menuding, pelaku lebih dari satu orang.  Oleh karenanya, ia meminta polisi membuktikan bahwa insiden tersebut merupakan duel antara AAP dan MAA, bukan perundungan. "Kalau polisi menyatakan seperti itu, kami bisa kejar, buktinya apa mengeluarkan statement seperti itu? Pihak kepolisian harus mempertanggung jawabkan statement -nya," kata Saut. "Kalau kepolisian mencoba main-main, kita akan kawal, kita akan laporkan ke semua instansi yang terkait," lanjutnya. Diberitakan sebelumnya, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Gogo Galesung mengatakan, kekerasan yang dialami siswa di Tebet berinisial AAP (16) oleh kakak kelasnya, MAA (17) merupakan duel satu lawan satu. "Selasa siang ada perkelahian korban AAP dengan MAA, satu lawan satu," kata Gogo saat dihubungi, Kamis (10/10/2024). Akibat penganiayaan itu, AAP kini mengalami koma. Dalam sebuah foto yang beredar di media sosial, tampak AAP mengalami luka lebam di wajah. Ada pula foto yang menunjukkan AAP sedang terbaring dengan wajah dibalut perban serta menggunakan alat bantu pernapasan. Dalam foto tersebut, AAP tampak tidak sadarkan diri. Menurut narasi di unggahan foto di media sosial, AAP diduga ditarik oleh kakak kelasnya keluar sekolah, kemudian dipukuli. AAP juga disebut mengalami pendarahan otak. Atas kejadian ini, orangtua korban melapor ke Polres Metro Jakarta Selatan. Sejauh ini, Polres Metro Jakarta Selatan telah memeriksa lima orang saksi. Mereka adalah beberapa pelajar dan penjaga sekolah yang mengetahui insiden tersebut. “Sudah ada lima orang saksi yang kami periksa,” ujar Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Ade Rahmat Idnal saat dikonfirmasi, Kamis (10/10/2024). Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Sentimen: negatif (100%)