Sentimen
10 Okt 2024 : 20.12
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Cawang, Manggarai, Tebet, Manggarai Selatan
Kasus: penganiayaan, bullying
Tokoh Terkait
Bukan Dianiaya, Siswa di Tebet Koma Usai Berduel dengan Kakak Kelas Megapolitan 10 Oktober 2024
Kompas.com Jenis Media: Metropolitan
10 Okt 2024 : 20.12
Bukan Dianiaya, Siswa di Tebet Koma Usai Berduel dengan Kakak Kelas
Editor
JAKARTA, KOMPAS.com
- Polisi mengungkap penyebab siswa Madrasah Aliyah (MA) di Tebet, Jakarta Selatan, berinisial AAP (16) luka-luka hingga koma pada Selasa (8/10/2024).
AAP diyakini terluka dan tak sadarkan diri setelah berkelahi dengan kakak kelasnya berinisial MAA (17) yang terjadi di luar sekolah.
"Jadi, bukan bullying, berkelahi; mereka satu lawan satu,” ujar Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Ade Rahmat Idnal saat dikonfirmasi, Kamis (10/10/2024).
Polisi telah memeriksa lima orang saksi untuk memperjelas perkara yang terjadi di kalangan pelajar SMA swasta ini.
Kelima saksi itu terdiri dari beberapa pelajar di sekolah dan penjaga sekolah yang mengetahui peristiwa ini.
“Sudah ada lima orang saksi yang kami periksa,” ujar Rahmat.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Gogo Galesung pun menegaskan, AAP terluka karena duel satu lawan satu dengan MAA.
"Selasa siang ada perkelahian antara korban AAP dengan MAA, satu lawan satu," kata Gogo.
Polisi masih mendalami motif kekerasan yang dialami AAP sehingga terjadi duel satu lawan satu.
Berdasarkan informasi sementara, perkelahian antara AAP dan MAA itu dipicu masalah asmara.
"Diduga cekcok mungkin masalah perempuan. Ini masih dugaan, ya," ujar Gogo.
Sementara keluarga AAP awalnya mengira korban terluka bahkan tak sadarkan diri karena dirundung atau dianiaya seniornya di sekolah.
Mulanya, AAP yang ketika itu sedang berada di area sekolah ditarik oleh kakak kelas ke luar gerbang.
"Anak saya ditarik oleh kakak kelasnya ke luar pagar sekolah," ujar orangtua korban, Mukti, saat dikonfirmasi.
Setelah itu, AAP disebut dipukuli oleh senior di sekolah hingga menyebabkan luka di wajah, tubuh, dan kepala.
Akibat kekerasan itu, AAP tak sadarkan diri. Korban ditolong oleh kakak kelas lainnya dan dibawa ke area dalam sekolah.
Pihak sekolah lalu menghubungi keluarga AAP dan membawa korban ke Rumah Sakit Budhi Asih, Cawang, Jakarta Timur.
AAP kemudian mendapatkan penanganan. Berdasarkan pemeriksaan, korban mengalami pendarahan di bagian kepala belakang.
"Tindakan dilakukan dengan CT scan kepala dan ditindaklanjuti dengan operasi karena pendarahan di otak kiri dan kanan," kata Mukti.
Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Aris Adi Leksono turut menyoroti perselisihan di kalangan pelajar SMA itu.
Aris menyatakan, pertikaian antara AAP dan MAA itu terjadi di luar lingkungan sekolah.
"Mereka berkelahi satu lawan satu. Kemudian akhirnya terjadi insiden semacam itu. Kejadiannya ada di luar sekolah,” ujar Aris.
Peristiwa perkelahian antara AAP dan kakak kelasnya terjadi di luar proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) atau sepulang sekolah.
“Karena mereka sedang mengikuti ujian tengah semester dan assessment,” ucap Aris.
Pernyataan itu diperkuat dari keterangan saksi mata di lokasi kejadian.
Saksi itu adalah Septi, pemilik warung di Gang Sepak Bola, Jalan Al Barkah, Manggarai Selatan.
Warung Septi hanya sekitar 100 meter dari sekolah, sedangkan lokasi kejadian berjarak kurang lebih 30 meter.
Septi tak melihat jelas perkelahian AAP dan MAA. Namun, ia hanya melihat adanya kerumunan siswa dan keributan itu.
“Waktu itu saya lagi melayani (pembeli di warung). Tiba-tiba ada pelajar yang berkerumun di situ,” kata Septi.
Septi juga tak bisa memastikan berapa jumlah pelajar yang berkerumun saat itu.
Namun ia melihat sejumlah pelajar yang menunggangi dua sepeda motor melintas di depan warungnya usai dugaan penganiayaan.
Para pelajar itu adalah AAP dan teman-temannya. Kondisi korban lemas di atas motor dan diapit temannya menuju rumah sakit.
“Korban bonceng tiga. Korban di tengah. Nah, yang belakang, yang satu motor sama korban ngomong begini, 'Napas enggak? Napas enggak?',” ujar Septi.
Sementara itu, pihak sekolah korban belum berkomentar soal dugaan perkelahian kedua muridnya itu.
Kompas.com mendatangi lembaga pendidikan, Kamis (10/10/2024) pukul 12.12 WIB.
Ketika Kompas.com tiba di lokasi dan memarkirkan sepeda motor, seorang pria yang merupakan petugas keamanan menghampiri.
“Belum bisa (bertemu), Mas. Perintah atasan,” ujar petugas tersebut.
(Reporter: Baharudin Al Farisi, I Putu Gede Rama Paramahamsa | Editor: Fitria Chusna Farisa, Irfan Maullana)
Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Sentimen: negatif (100%)