Sentimen
Positif (79%)
10 Okt 2024 : 18.20
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Gunung

China Jajah Eropa Habis-habisan, Pemerintah RI Langsung Blokir

11 Okt 2024 : 01.20 Views 3

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Tekno

Jakarta, CNBC Indonesia - Aplikasi Temu baru saja diblokir di Indonesia pada Rabu (9/10) kemarin. Layanan e-commerce asal China itu dinilai berpotensi membunuh UMKM lokal.

Sebab, model bisnisnya menjual barang langsung dari pabrik ke konsumen akhir tanpa ada perantara. Dengan begitu, barang-barang dijual sangat murah dan tak sehat bagi iklim kompetisi.

Aplikasi Temu di bawah Pinduoduo tersebut memang menyasar pasar di luar China. Tak cuma Indonesia, aplikasi Temu juga marak menggarap negara-negara lain, termasuk Eropa.

Dilaporkan Reuters, Kamis (10/10/2024), kelompok industri Ecommerce Europe mengatakan minat beli masyarakat untuk belanja online meningkat pada tahun ini.

Di saat bersamaan, kehadiran aplikasi Temu memperketat persaingan di kawasan tersebut. Apalagi, inflasi yang menurunkan daya beli masyarakat menjadi momentum tepat bagi aplikasi Temu dalam menjajakan barang-barang super murah.

Di Amerika Serikat (AS), rumah tangga berpenghasilan rendah dengan pemasukan tahunan US$ 50.000 ke bawah tercatat mengalami peningkatan signifikan dalam belanja online menurut Bank of America. Fenomena ini menciptakan perang harga yang lebih masif di kalangan pelaku e-commerce.

Di Eropa, omset ecommerce diperkirakan akan mencapai 958 miliar euro (Rp 16,4 triliun) tahun ini, naik dari 887 miliar euro (Rp 15,2 triliun) pada tahun 2023, menurut laporan Ecommerce Europe, yang mencakup 38 negara-negara di kawasan termasuk Inggris.

Pemimpin asosiasi e-commerce di Denmark, Finlandia, dan Jerman, mengatakan platform asal China seperti Temu yang menjual sepatu gunung hanya 10 euro atau smartwatch hanya 15 euro, membuat pemain lokal empot-empotan berkompetisi.

"Masyarakat Jerman kini beralih ke barang-barang China murah," kata Martin Gross-Albenhausen, deputy managing director asosiasi e-commerce Jerman, BEVH.

Kepala e-commerce di Kamar Dagang Denmark, Niels Ralund, mengatakan perusahaan seperti Temu menciptakan kompetisi yang tak adil. Apalagi, ia mengklaim aplikasi Temu tak dibebani aturan yang sama dengan pemain lokal.

Juru bicara Temu mengatakan pihaknya berkomitmen untuk mematuhi aturan yang berlaku di setiap negara operasinya. Temu juga mengklaim terus mendukung bisnis lokal dengan mengundang para merchant dari Inggris, Jerman, Prancis, Italia, dan Spanyol untuk bergabung di platformnya.


(fab/fab)

Sentimen: positif (79%)