Sentimen
Positif (100%)
8 Okt 2024 : 11.41
Informasi Tambahan

Event: Indonesia Investment Authority (INA)

Kab/Kota: Kendal

Luhut Resmikan Investasi LFP di Kendal untuk Kendaraan Listrik Regional 8 Oktober 2024

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Regional

8 Okt 2024 : 11.41
Luhut Resmikan Investasi LFP di Kendal untuk Kendaraan Listrik Tim Redaksi KENDAL, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meresmikan tahap pertama produksi dan rencana ekspansi fasilitas produksi bahan katoda Lithium Iron Phosphate ( LFP ) oleh PT LBM Energi Baru Indonesia, Selasa (8/11/2024). Proyek ini merupakan hasil kemitraan investasi strategis antara konsorsium Indonesia Investment Authority (INA) dan Changzhou Liyuan New Energy Technology Co., Ltd., salah satu produsen LFP terbesar di dunia. Investasi ini diharapkan berperan penting dalam memenuhi permintaan global terhadap baterai LFP, seiring dengan meningkatnya penetrasi kendaraan listrik (EV) di seluruh dunia. Luhut mengatakan, seperti yang disampaikan Presiden Jokowi, Indonesia tidak boleh lagi hanya menjadi eksportir bahan mentah. "Kita harus menciptakan nilai tambah di negeri sendiri, membangun industri hilir yang kuat, dan menempatkan diri sebagai pemain kunci dalam rantai pasok global," kata Luhut. "Hilirisasi bukan hanya kata-kata, tetapi strategi besar untuk mempercepat kemajuan Indonesia, terutama di sektor yang akan mendominasi masa depan yakni ekosistem kendaraan listrik,” sambung dia. Fasilitas ini terletak di Kendal Industrial Park (KIP), salah satu kompleks industri terbesar di Indonesia dengan status Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Fasilitas ini diproyeksikan menjadi produsen Katoda LFP terbesar di dunia di luar China. Investasi bersama yang direncanakan sebesar sekitar USD 200 juta bertujuan untuk meningkatkan kapasitas produksi dari 30.000 ton pada fase I, yang saat ini sedang dalam pelaksanaan produksi percontohan, menjadi 90.000 ton pada fase II yang diharapkan dimulai pada tahun 2025. LFP adalah salah satu dari dua bahan kimia utama dalam baterai litium-ion, di samping Nickel Cobalt Manganese (NCM). Dikenal akan efektivitas biayanya, LFP sangat cocok untuk EV dan sistem penyimpanan energi. Berdasarkan studi Bain tentang Ekosistem Baterai EV, permintaan baterai global diperkirakan akan tumbuh sekitar empat kali lipat antara tahun 2023 dan 2030, yang didorong oleh meningkatnya adopsi EV. Pada tahun 2030, NCM diproyeksikan akan mewakili sekitar 50 persen dari permintaan baterai litium-ion, sementara LFP diperkirakan akan menyumbang sekitar 35 persen. Kemitraan strategis ini berfokus pada bahan katoda LFP yang mewakili nilai tambah tertinggi dalam rantai nilai baterai, sehingga memungkinkan fasilitas ini untuk memanfaatkan peluang yang dihadirkan oleh pasar yang berkembang. Pada tahun 2030, Indonesia diperkirakan akan melayani pasar senilai sekitar USD 10 miliar dalam bahan aktif katoda LFP, memberikan kontribusi yang berarti bagi transisi global menuju energi bersih. Investasi ini juga menunjukkan daya tarik Indonesia sebagai negara untuk hilirisasi rantai pasok. “Ini bukan sekadar pabrik, tetapi juga fondasi dari ekosistem EV Indonesia yang terintegrasi. Melalui penyempurnaan rantai produksi baterai lithium, tidak kurang dari 3 juta unit kendaraan listrik di seluruh dunia akan dipenuhi kebutuhan baterai lithiumnya oleh industri di Indonesia,” jelas Menko Luhut. Ketua Dewan Direktur INA, Ridha Wirakusumah, menekankan bahwa pertumbuhan pesat dalam permintaan LFP, yang didorong oleh peralihan global menuju EV dan energi terbarukan, menghadirkan peluang besar bagi Indonesia. Ia percaya bahwa inisiatif ini dapat memposisikan Indonesia sebagai pemain penting dalam ekosistem baterai global. “Dengan membangun kemampuan produksi yang kuat, Indonesia semakin siap untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat atas bahan katoda LFP di masa depan,” kata Ridha. Ridha juga menjelaskan bahwa keahlian operasional yang luas serta rekam jejak solid dari konsorsium INA dan Changzhou Liyuan merupakan faktor kunci yang memperkuat inisiatif ini. Kemitraan ini dapat terwujud berkat dukungan kuat dari Pemerintah Indonesia, yang telah menciptakan lingkungan kondusif bagi pertumbuhan industri baterai. “INA tetap berkomitmen untuk menarik produsen baterai kelas dunia ke Indonesia, memastikan bahwa negara kita siap untuk memanfaatkan nilai signifikan di tengah pasar yang terus berkembang ini,” ujarnya. CEO Changzhou Liyuan, Shi Junfeng, menyatakan bahwa PT LBM Energi Baru Indonesia adalah produsen katoda pertama di luar China. Pengoperasian tahap awalnya memiliki arti penting bagi peningkatan keamanan pasokan dari rantai pasok energi baru global. Ia menambahkan bahwa kerja sama ini merupakan pencapaian penting lainnya dari kerja sama strategis antara China dan Indonesia. “Ke depannya, Changzhou Liyuan akan memberikan kontribusi yang bermakna bagi pembangunan Indonesia dan industri energi baru global,” kata Shi Junfeng. Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Sentimen: positif (100%)