Sentimen
Negatif (94%)
8 Okt 2024 : 21.50
Informasi Tambahan

Hewan: Sapi

Kasus: kebakaran

Penelitian Ini Ungkap Ada Bahaya Besar Ancam Indonesia

9 Okt 2024 : 04.50 Views 3

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: News

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah penelitian terus mengungkap perkembangan 'bahaya besar' yang mengancam bumi yakni deforestasi di sejumlah negara dunia. Salah satunya 'Forest Declaration Assessment' yang mencatatkan temuan laju deforestasi global.

Dalam laporan tersebut, terungkap bahwa hutan yang hampir seukuran Irlandia hilang pada tahun 2023 dengan 6,37 juta hektar (15,7 juta hektar) pohon ditebang dan dibakar. Ini secara signifikan disebut melampaui tingkat yang seharusnya membuat dunia tetap pada jalur untuk menghilangkan deforestasi pada akhir dekade ini.

"Secara global, penggundulan hutan justru semakin parah, bukan membaik, sejak awal dekade ini," kata konsultan keanekaragaman hayati dan penggunaan lahan di Climate Focus dan penulis utama laporan 'Forest Declaration Assessment', Ivan Palmegiani, kepada AFP, Selasa (8/10/2024).

"Kita hanya tinggal enam tahun lagi dari tenggat global yang kritis untuk mengakhiri penggundulan hutan, dan hutan terus ditebang, dirusak, dan dibakar pada tingkat yang mengkhawatirkan," ujarnya.

Di wilayah berisiko tinggi, para peneliti menunjuk pada kemunduran di Bolivia dan Indonesia. Laporan tersebut mengatakan ada 'peningkatan yang mengkhawatirkan' dalam penggundulan hutan di Bolivia, yang melonjak 351% antara tahun 2015 dan 2023.

"Tren tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda akan mereda," tambahnya, dengan hutan yang sebagian besar ditebang untuk pertanian, terutama untuk kedelai tetapi juga daging sapi dan gula.

Di Indonesia khususnya, penggundulan hutan merosot antara tahun 2020-2022 tetapi mulai meningkat tajam tahun lalu. Hal ini disebabkan sejumlah pembukaan hutan untuk aktivitas tambang.

"Ironisnya, hal itu sebagian disebabkan oleh permintaan bahan yang sering dianggap ramah lingkungan, seperti viscose untuk pakaian, dan lonjakan penambangan nikel untuk baterai kendaraan listrik dan teknologi energi terbarukan," ungkapnya lagi soal RI.

Laporan tersebut juga menyoroti peran penebangan, pembangunan jalan, dan kebakaran dalam degradasi hutan, atau situasi di mana lahan rusak tetapi tidak sepenuhnya hancur. Pada tahun 2022, tahun terakhir data tersedia, kawasan hutan seluas dua kali Jerman disebutkan mengalami degradasi.

Hal sama juga dikatakan konsultan senior di Climate Focus yang juga penulis lain dari laporan Forest Declaration Assessment, Erin Matson. Ia mengatakan kebijakan yang kuat dan penegakan hukum yang kuat diperlukan.

"Untuk memenuhi target perlindungan hutan global, kita harus membuat perlindungan hutan kebal terhadap keinginan politik dan ekonomi," ungkapnya.

Laporan tersebut muncul setelah usulan Komisi Eropa minggu lalu untuk menunda satu tahun berlakunya undang-undang anti deforestasi, meskipun ada protes dari LSM. UU akan berlaku EUDR akhir tahun 2025. 

"Kita harus secara mendasar memikirkan kembali hubungan kita dengan konsumsi dan model produksi kita untuk beralih dari ketergantungan pada eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan," tambah Matson lagi.


(sef/sef)

Sentimen: negatif (94.1%)