Sentimen
Negatif (99%)
8 Okt 2024 : 13.03
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Tel Aviv, Yerusalem

Kasus: penembakan

Tokoh Terkait

Rudal Hizbullah Bobol Israel, Tembus 'Jantung Maritim' Zionis

8 Okt 2024 : 20.03 Views 2

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: News

Jakarta, CNBC Indonesia - Pertempuran masih terus terjadi antara Israel dan milisi Lebanon pro Iran, Hizbullah. Terbaru, rudal milisi tersebut berhasil menembus pertahanan Israel dan masuk menghantam kota pelabuhan tersibuk di Negeri Zionis itu, Haifa, Senin, waktu setempat.

Dalam sebuah keterangan, Hizbullah mengklaim pihaknya menargetkan pangkalan militer di selatan Haifa dengan rudal Fadi 1 dan melancarkan serangan lain di Tiberias, 65 km jauhnya. Tak lama, kemudian Hizbullah mengatakan pihaknya menargetkan wilayah Utara Haifa dengan rudal.

Sepuluh orang dilaporkan terluka di wilayah Haifa. selain itu, ada dua orang lainnya yang terluka lebih jauh ke selatan di Israel Tengah.

Insiden ini pun juga diakui oleh pihak Israel. Militer Israel (IDF) mengatakan lima roket diluncurkan ke arah Haifa dari Lebanon, namun mengklaim rudal itu dapat ditangkal oleh sistem pertahanan negara tersebut.

"Proyektil yang jatuh teridentifikasi di daerah tersebut. Insiden tersebut sedang ditinjau," ungkap IDF dikutip AFP, Selasa (8/10/2024).

Dikatakan 15 roket lainnya ditembakkan ke daratan di Tiberias di wilayah Galilea Utara Israel, beberapa di antaranya ditembak jatuh. Media Israel mengatakan lima roket lagi menghantam wilayah Tiberias kemudian.

"Sebuah rudal permukaan-ke-udara yang ditembakkan ke Israel tengah dari Yaman juga dicegat," tambah IDF.

Di sisi lain, Israel sendiri juga melancarkan serangan terus menerus ke Lebanon. Pada hari yang sama, ratusan rudal Israel melancarkan gelombang serangan, menghantam 120 target di Lebanon selatan dalam waktu satu jam. Targetnya termasuk unit pasukan khusus Radwan, pasukan rudal Hizbullah, dan direktorat intelijennya.

"Operasi ini mengikuti serangkaian serangan yang ditujukan untuk melemahkan kemampuan komando, kendali, dan penembakan Hizbullah, serta membantu pasukan darat dalam mencapai tujuan operasional mereka," kata militer dalam sebuah pernyataan.

Eskalasi antara Israel dan Hizbullah ini sendiri merupakan muara dari perang Israel dan milisi Gaza Palestina, Hamas, yang terjadi sejak 7 Oktober tahun lalu. Dalam serangan ini, Tel Aviv melancarkan serangan masif ke Gaza hingga membunuh hampir 42 ribu jiwa warga sipil.

Ketegangan ini kemudian meluas karena Israel juga melancarkan serangan ke Lebanon untuk menumpas Hizbullah, yang juga terus menyerang Israel Utara sebagai bentuk solidaritas terhadap Hamas.

Aksi ini pun menarik Iran untuk ikut dalam peperangan, dengan melontarkan ratusan rudal ke Israel pada pekan lalu. Sejumlah milisi seperti Houthi di Yaman serta sejumlah kelompok pro Iran di Irak juga melontarkan hal serupa.

Dengan situasi ini, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa negaranya akan mengambil langkah balasan untuk memberikan pelajaran kepada Iran, yang menyokong Hamas, Hizbullah, dan Houthi.

"Serangan balik kami terhadap musuh-musuh kami di poros kejahatan Iran diperlukan untuk mengamankan masa depan kami dan memastikan keamanan kami," imbuh Netanyahu pada pertemuan kabinet khusus di Yerusalem yang menandai peringatan perang Gaza.

"Kami mengubah realitas keamanan di wilayah kami, demi anak-anak kami, demi masa depan kami, untuk memastikan bahwa apa yang terjadi pada 7 Oktober tidak terjadi lagi," kata Netanyahu.


(sef/sef)

Sentimen: negatif (99.8%)