Sentimen
Negatif (79%)
8 Okt 2024 : 12.28
Informasi Tambahan

Event: Pilkada Serentak

Kasus: Kemacetan

Tokoh Terkait
Djoko Setijowarno

Djoko Setijowarno

Pengamat Anggap Tak Ada Paslon yang Sentuh Akar Masalah Kemacetan di Jakarta Megapolitan 8 Oktober 2024

8 Okt 2024 : 19.28 Views 3

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Metropolitan

Pengamat Anggap Tak Ada Paslon yang Sentuh Akar Masalah Kemacetan di Jakarta Tim Redaksi JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno menilai, tidak ada satu pun program dari pasangan calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub) yang konkret dalam mengatasi kemacetan di Jakarta . Hal tersebut ia sampaikan setelah mendengarkan program dari ketiga pasangan calon (paslon) dalam debat perdana pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024, Minggu (6/10/2024). “Dari ketiga itu, saya dengar, ini enggak satu pun bisa mengatasi masalah yang diinginkan. Karena, akar masalahnya enggak kena,” ujar Djoko saat dihubungi Kompas.com, Selasa (8/10/2024). Menurut dia, akar permasalahan kemacetan di Jakarta adalah banyaknya sepeda motor yang tidak sebanding dengan jumlah penduduk. “Jumlah kendaraan bermotor, dua kali lipat jumlah penduduk yang usianya di atas 17 tahun. Paling sederhananya, Anda lihat di rumah-rumah. Satu sepeda motor itu satu. Itu orang mengontrak lho,” kata Djoko. Meski begitu, Djoko mengakui ada salah satu paslon yang programnya mendekati untuk mengatasi kemacetan di Jakarta. Namun, program tersebut akan sia-sia jika implementasinya hanya di jalan-jalan besar dan tidak terintegrasi dengan transportasi lainnya. Meski begitu, Djoko tetap menyoroti program tiga paslon yang tidak membeberkan bagaimana cara mengatur sepeda motor di Jakarta. “Sekarang, berani enggak, untuk Jakarta ya, BBM enggak usah di subsidi? Harus berani. Kalau kita pengin, katanya Indonesia emas,” ujar Djoko. “Nah, harus ada keberanian itu. Tapi, saya tidak yakin, 3 paslon berani, ' saya enggak kasih subsidi', ya enggak dipilih dia,” ucap Djoko sambil tertawa. Dengan begitu, Djoko menyebut kehadiran sepeda motor di Jakarta merupakan predator bagi transportasi umum. Dia mengingatkan ketiga paslon dengan contoh “wajah” transportasi kereta api dulu dan sekarang. Katanya, dulu dikritik habis-habisan oleh warga, tetapi kini dinikmati oleh masyarakat. “Contoh PT KAI, kayak apa itu? Memang di- bully . Kalau enggak mau di- bully , jangan jadi pejabat. Tapi akhirnya sekarang, kereta api bagus. Dulu dia kayak apa di- bully ? Sekarang sudah bagus, malah ketagihan,” pungkas dia. Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Sentimen: negatif (79.5%)