Sentimen
Negatif (100%)
7 Okt 2024 : 22.00
Informasi Tambahan

Event: Perang Dunia II

Kab/Kota: Serang, Tokyo, Tel Aviv, Berlin

Kasus: pembunuhan, teror, Teroris

Partai Terkait

11 Update Gaza: Israel Serbu Negara Baru-Hantam Situs Intel Hizbullah

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: News

7 Okt 2024 : 22.00
Daftar Isi

Jakarta, CNBC Indonesia - Eskalasi di Timur Tengah terus menerus memanas. Hal ini dipicu setelah perang antara Israel dan milisi Gaza Palestina Hamas pecah pada persis setahun yang lalu, 7 Oktober 2023, hingga saat ini.

Perang tersebut memicu beberapa milisi, seperti Hizbullah di Lebanon dan Houthi di Yaman, terlibat langsung untuk memberikan bantuan kepada Hamas. Hal ini pun membuat Israel untuk ikut menyerang kedua kelompok itu.

Terbaru, terjadi ratusan ledakan yang melibatkan pager dan handy talky Hizbullah di sejumlah titik di Lebanon. Israel dituduhkan sebagai biang dari insiden ini.

Berikut perkembangan terbarunya sebagaimana dikutip dari beberapa sumber oleh CNBC Indonesia, Senin (7/10/2024):

1. Israel Serbu Markas Intelijen Hizbullah

Militer Israel (IDF) mengatakan bahwa telah menyerang kompleks intelijen Hizbullah di Beirut, Senin (7/102/2024). Hal ini terjadi saat Tel Aviv terus menyerbu sel-sel kelompok itu di Lebanon.

Mengutip Russia Today, IDF dalam sebuah pernyataan menyebut bahwa serangan itu dilakukan dengan jet-jet tempur milik mereka. Mereka mengklaim bahwa selain kompleks intelijen, ada juga pusat-pusat komando dan 'lokasi infrastruktur teroris' yang diserang.

"Serangan itu juga menargetkan lokasi Hizbullah di Lebanon selatan dan daerah Beqaa, menghancurkan gudang senjata dan pusat komando," tambah IDF.

Dalam pernyataan terpisah, IDF juga mengatakan telah melakukan penggerebekan di daerah sebuah rumah sakit di Jabaliya di Gaza. Menurut IDF, Hamas telah menggunakan gedung rumah sakit tersebut sebagai "pusat komando dan kendali."

Serangan ini sendiri merupakan rangkaian dari serbuan besar-besaran Israel ke Lebanon yang dimulai dua pekan lalu. Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu mengatakan hal ini untuk menumpas milisi Hizbullah, yang telah menyerang Israel dalam misi solidaritasnya terhadap kelompok Hamas di Gaza, yang juga saat ini digempur oleh Tel Aviv.

Eskalasi ini kemudian meluas dengan keterlibatan Iran, yang menyokong Hizbullah dan Hamas. Pekan lalu, Teheran menembakan ratusan rudal ke Israel sebagai bentuk balasan atas pembunuhan Hassan Nasrallah, kepala kelompok Hizbullah Lebanon, dan komandan IRGC, Abbas Nilforoushan minggu lalu di Beirut.

2. Israel Serang Negara Baru

Israel masih terus mengintensifkan serangannya untuk menghantam sejumlah kelompok yang didukung oleh Iran di Timur Tengah. Setelah menyerang milisi Hizbullah di Lebanon, Negeri Zionis kini menyerbu sebuah pangkalan militer milik Pemerintah Suriah pimpinan Presiden Bashar Al Assad, Minggu (6/10/2024).

Kementerian Pertahanan Suriah mengatakan bahwa Israel menyerang sebuah pangkalan militer di Suriah Tengah. Tidak ada korban jiwa yang dilaporkan dalam serangan itu.

"Sekitar pukul 20:05 (17:05 GMT) musuh Israel melancarkan agresi udara dari arah Lebanon utara, yang menargetkan lokasi militer di wilayah tengah, yang menyebabkan kerugian material," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.

Sebelumnya, media pemerintah mengatakan pertahanan udara Suriah mencegat 'target musuh' di Suriah Tengah, frasa yang biasa digunakan untuk merujuk pada serangan Israel terhadap negara yang dilanda perang itu.

"Serangan Israel menargetkan depot senjata di selatan Homs dan depot roket di pedesaan Hama Timur," kata Rami Abdel Rahman, kepala Observatorium Suriah untuk Pemantau Perang Hak Asasi Manusia, kepada AFP.

Sejak perang saudara Suriah meletus pada tahun 2011, Israel telah melancarkan ratusan serangan di negara itu untuk menyerbu situs milik kelompok pro Iran. Untuk Suriah, rezim Presiden Assad diketahui sebagai pihak yang didukung Teheran dalam perang saudara di negara itu.

Namun dalam beberapa hari terakhir, serangan telah meningkat. Ini terjadi termasuk di wilayah dekat perbatasan dengan Lebanon.

3. Mantan Bos Hamas: Kemenangan Atas Israel Makin Nyata

Mantan pemimpin milisi Palestina Hamas, Khaled Mashaal, kembali buka suara atas kondisi Jalur Gaza saat ini di tengah serangan Israel ke wilayah tersebut. Hal ini diungkapkan pada sebuah pidato, Senin (7/10/2024).

Mengutip Arab News, dalam pidato itu, Mashaal mengatakan serangan 7 Oktober terjadi karena semua cakrawala politik dengan Israel tertutup. Ia juga berterima kasih kepada Hizbullah, Houthi, dan Iran karena mendukung Hamas dan meminta negara-negara Arab untuk memberikan dukungan finansial kepada Gaza.

Mashaal menyebutkan bahwa Israel membuka front perang di Lebanon setelah gagal mencapai tujuannya di Gaza. Ia kemudian mengklaim bahwa Israel berkonspirasi melawan Yordania dan Mesir.

"Israel kalah meskipun telah mencapai prestasi melawan Iran dan Hizbullah. Kami meminta warga Gaza untuk tidak putus asa dan menjanjikan kemenangan segera," ujarnya.

Mashaal kemudian menegaskan bahwa apa yang terjadi di Gaza adalah mirip dengan Holocaust. Diketahui, ini merupakan peristiwa pembantaian umat Yahudi di wilayah Eropa pada Perang Dunia II.

Selama setahun terakhir di Gaza, lebih dari 40.000 orang, termasuk lebih dari 10.000 anak-anak, telah terbunuh oleh pasukan Israel. Diketahui, Israel melontarkan serangan atas dasar penyerangan yang dilakukan Hamas pada 7 Oktober silam.

4. Jepang Bicara Soal Timur Tengah, Sebut Hamas-Hizbullah-Israel

Pemerintah Jepang buka suara soal sikapnya atas situasi di Timur Tengah, Senin (7/10/2024). Hal ini terjadi setelah setahun sudah pecahnya perang antara Israel dan milisi Gaza Palestina, Hamas, yang memicu ketegangan yang luas di kawasan Dunia Arab.

Dalam pernyataannya, Pemerintah Jepang mengatakan 'dengan tegas mengutuk' serangan Hamas pada 7 Oktober terhadap Israel. Tokyo meminta agar semua sandera Israel yang masih berada di tangan kelompok itu dibebaskan.

"Jepang secara konsisten dan tegas mengutuk serangan teror oleh Hamas dan pihak lain, dan mendesak pembebasan segera semua sandera yang masih ditawan," kata Menteri Luar Negeri Takeshi Iwaya dikutip AFP.

Iwaya kemudian merujuk pada penderitaan para warga yang merana akibat serangan Israel di jalur Gaza. Ia menegaskan bahwa Tokyo terus berpedoman pada pemenuhan hukum humaniter internasional dalam situasi perang ini.

"Jepang terus mendesak semua pihak termasuk Israel, untuk mematuhi hukum internasional, termasuk hukum humaniter internasional, dan sangat mendesak mereka untuk terus berupaya mewujudkan gencatan senjata," tutur Iwaya.

"Jepang sangat prihatin dengan meningkatnya ketegangan di luar Israel dan Jalur Gaza di seluruh kawasan Timur Tengah, termasuk Tepi Barat, Lebanon, Laut Merah dan Teluk Aden, serta Iran," tambahnya.

5. Iran Batalkan Seluruh Penerbangan

Iran tiba-tiba membatalkan semua penerbangan di negeri itu. Ini berlaku mulai Minggu pukul 21.00 hingga 06.00 Senin (7/10/2024) waktu setempat.

Hal ini ditegaskan juru bicara Organisasi Penerbangan Sipil Iran sebagaimana dilaporkan Reuters. "Penerbangan telah dibatalkan karena pembatasan operasional," muatnya mengutip juru bicara badan tersebut tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Iran sendiri telah menerapkan pembatasan penerbangan ketika meluncurkan rudal ke Israel, Selasa pekan lalu. Kala itu Iran memebakkan 200 rudal menembus sistem pertahanan Israel Iron Dome guna membalas dendam kematian Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah di Beirut sampai Pemimpin Hamas Ismael Haniyeh di Teheran Juli lalu.

Israel janjikan akan menanggapinya meski belum ada serangan yang dilakukan. Israel sendiri kini berperang dengan Hamas di Gaza, dan Hizbullah di Lebanon.

6. Hamas Tembak Roket ke Israel

Sayap bersenjata Hamas, Brigade Al-Qassam, mengklaim telah menembakkan roket ke Israel selatan Senin (7/10/2024). Ini terjadi saat negara itu memperingati satu tahun serangan Hamas ke Israel selatan di 2023 lalu.

"Menembakkan proyektil ke sejumlah wilayah 'pertemuan musuh', di perlintasan Rafah, perlintasan Kerem Shalom dan kibbutz Holit di dekat perbatasan dengan Gaza," katanya dikutip AFP.

Hal sama juga dimuat Al-Arabiya English. Militer Israel mengatakan sedikitnya empat proyektil ditembakkan dari Jalur Gaza hanya beberapa menit setelah negara itu mulai secara resmi memperingati serangan 7 Oktober tahun lalu.

"Setelah sirene berbunyi pada pukul 06:31 di beberapa komunitas di dekat Jalur Gaza, empat proyektil diidentifikasi melintas dari Jalur Gaza selatan," ujar militer Israel.

"Tiga proyektil dicegat oleh IAF (angkatan udara) dan sebuah proyektil yang jatuh diidentifikasi di area terbuka," tambahnya.

Militer Israel mengatakan mereka juga telah mencegah "ancaman langsung" dari niat Hamas untuk menembakkan roket.

"IAF (angkatan udara) menyerang pos peluncuran Hamas dan infrastruktur teroris bawah tanah di seluruh Jalur Gaza," kata militer.

"Selain itu, pada malam hari, artileri IAF dan IDF (tentara Israel) menyerang sasaran-sasaran di Jalur Gaza bagian tengah yang menjadi ancaman bagi pasukan IDF yang beroperasi di daerah tersebut," tegasnya.

7. Hizbullah Bobol Iron Dome, Israel Kejatuhan Rudal

Rudal Hizbullah berhasil menghantam Haifa, kota terbesar ketiga di Israel. Polisi dan media Israel pada Senin (7/10/2024) melaporkan 10 orang terluka akibat serangan di wilayah utara negara itu.

Melansir Reuters, Hizbullah mengatakan pihaknya menargetkan pangkalan militer di selatan Haifa dengan salvo rudal "Fadi 1". Laporan media mengatakan dua roket menghantam Haifa di Pantai Mediterania Israel dan lima lainnya menghantam Tiberias yang berjarak 65 km (40 mil).

Polisi mengatakan beberapa bangunan dan properti rusak, dan ada beberapa laporan tentang cedera ringan dengan beberapa orang dibawa ke rumah sakit terdekat.

Video yang diambil oleh kamera pengawas menunjukkan saat roket Hizbullah menghantam Haifa.

Sementara itu, militer Israel mengatakan jet tempur menyerang target milik Markas Besar Intelijen Hizbullah di Beirut, termasuk sarana pengumpulan intelijen, pusat komando, dan lokasi infrastruktur tambahan.

Selama beberapa jam terakhir, serangan udara menghantam fasilitas penyimpanan senjata Hizbullah di wilayah Beirut, kata militer. Mereka mencatat bahwa ledakan sekunder teridentifikasi setelah serangan, yang menunjukkan adanya persenjataan.

Serangan udara juga menghantam target Hizbullah di Lebanon selatan dan wilayah Beqaa, termasuk fasilitas penyimpanan senjata, lokasi infrastruktur, pusat komando, dan peluncur.

Militer menyalahkan Hizbullah karena sengaja menanamkan pusat komando dan persenjataannya di bawah bangunan tempat tinggal di jantung kota Beirut dan membahayakan penduduk sipil.

8. Komandan Pasukan Quds Iran-Calon Bos Hizbullah Hilang

Esmail Qaani, komandan Pasukan Quds Iran, dilaporkan hilang setelah serangkaian serangan udara Israel menghantam Beirut pekan lalu.

Dua pejabat keamanan senior Iran mengatakan kepada Reuters bahwa Qaani berada di wilayah selatan Beirut, yang dikenal sebagai Dahiyeh, saat serangan yang diduga menargetkan pejabat senior Hizbullah, Hashem Safieddine. Meskipun demikian, pejabat Iran tersebut menyatakan Qaani tidak sedang bertemu dengan Safieddine saat serangan terjadi.

Pejabat Hizbullah menyatakan bahwa Israel tidak mengizinkan pencarian Safieddine dilanjutkan setelah wilayah selatan Beirut dibombardir pada Kamis. Safieddine dipandang sebagai calon kuat pengganti pemimpin Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah, yang tewas dalam serangan udara Israel di Dahiyeh pada 27 September.

Hingga saat ini, Hizbullah belum mengumumkan nasib Safieddine, menunggu hasil pencarian yang sedang berlangsung.

Qaani, yang menjabat sebagai kepala Pasukan Quds setelah kematian pendahulunya, Qassem Soleimani, dalam serangan drone AS di Baghdad pada 2020, belum dapat dihubungi oleh Iran maupun Hizbullah sejak serangan tersebut.

Adapun pasukan Quds adalah bagian dari Korps Garda Revolusi Iran yang bertanggung jawab atas operasi militer dan intelijen di luar negeri, termasuk hubungan dengan milisi sekutu Iran seperti Hizbullah.

Seorang pejabat militer Israel, Letnan Kolonel Nadav Shoshani, mengatakan bahwa Israel telah melancarkan serangan terhadap markas intelijen Hizbullah di Beirut pada pekan lalu. Ia menambahkan bahwa hasil serangan tersebut masih dalam tahap penilaian.

"Ketika kami memiliki hasil yang lebih spesifik dari serangan itu, kami akan membagikannya. Ada banyak pertanyaan tentang siapa yang ada di sana dan siapa yang tidak," ujar Shoshani dalam konferensi pers, dikutip Senin (7/10/2024).

Selain Qaani, seorang komandan Pengawal Revolusi Iran, Brigadir Jenderal Abbas Nilforoushan, juga dilaporkan tewas bersama Nasrallah dalam serangan Israel di Dahiyeh pada 27 September.

Israel terus melakukan serangan udara di Dahiyeh sebagai bagian dari kampanye mereka melawan Hizbullah, kelompok bersenjata Lebanon yang didukung Iran. Keadaan di wilayah tersebut terus memanas di tengah ketegangan antara Israel dan sekutunya dengan Iran dan kelompok-kelompok milisi di Timur Tengah.

9. Prancis Mau Embargo Senjata ke Israel

Presiden Prancis Emmanuel Macron menyerukan penghentian pengiriman senjata ke Israel, yang telah membombardir Gaza selama satu tahun dan baru-baru ini melancarkan operasi militer terhadap Lebanon.

Pernyataan ini disampaikan dalam wawancara dengan France Inter pada Sabtu (5/10/2024), di mana Macron menyatakan keprihatinannya terhadap serangan berkelanjutan Israel meskipun telah ada seruan untuk gencatan senjata.

"Saya pikir prioritas saat ini adalah kembali ke solusi politik dan menghentikan pengiriman senjata untuk bertempur di Gaza," kata Macron.

Ia juga menegaskan bahwa "Prancis tidak mengirimkan senjata" kepada Israel. Meskipun Prancis bukan pemasok senjata utama bagi Israel, sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB, pengaruh Prancis cukup signifikan dalam upaya internasional untuk mencari solusi politik terkait konflik di Gaza.

Pada September, Inggris juga mengumumkan penangguhan ekspor senjata ke Israel karena adanya risiko jelas bahwa senjata tersebut bisa digunakan dalam pelanggaran serius terhadap hukum kemanusiaan internasional.

Macron menekankan keprihatinannya terhadap serangan Israel yang dianggapnya sebagai sebuah kesalahan besar, bahkan untuk keamanan Israel sendiri, dan menyebut konflik ini justru memicu kebencian yang lebih besar.

Selain itu, Macron juga mengkritik keputusan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk mengirim pasukan ke Lebanon. Ia menekankan pentingnya menghindari eskalasi.

"Rakyat Lebanon tidak boleh dijadikan korban selanjutnya, Lebanon tidak boleh menjadi Gaza yang baru."

Komentar Macron memicu reaksi keras dari Netanyahu, yang menyebut pernyataan tersebut sebagai "aib".

"Saat Israel berperang melawan kekuatan barbar yang dipimpin oleh Iran, semua negara yang beradab seharusnya berdiri teguh di sisi Israel," kata Netanyahu mengecam seruan Macron dan pemimpin Barat lainnya yang menyerukan embargo senjata terhadap Israel, dilansir Al Jazeera.

10. Menteri Luar Negeri Yordania Sambangi Lebanon

Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi telah mendarat di ibu kota Lebanon, Beirut, Senin (7/10/2024). Kunjungan itu merupakan bentuk 'solidaritas' Amman pada Lebanon yang saat ini berada dalam serangan Israel.

Dalam laporan Al Jazeera, Menteri Luar Negeri itu tiba dengan pesawat yang membawa 13 ton pasokan makanan, bahan bantuan, obat-obatan, dan peralatan medis.

Selama di Beirut, Safadi akan bertemu dengan Perdana Menteri sementara Lebanon Najib Mikati, Ketua Parlemen Nabih Berri, dan Panglima Angkatan Darat Lebanon Jenderal Joseph Aoun.

11. Kanselir Jerman Scholz Beri Dukungan Moral ke Israel

Kanselir Jerman Olaf Scholz kembali menegaskan dukungan negaranya pada Israel. Hal ini terjadi saat perang Israel-Gaza sudah berlangsung selama satu tahun.

"Kami turut merasakan kengerian, rasa sakit, ketidakpastian, dan kesedihan. Kami berdiri di sisi Anda," katanya dalam pesannya kepada warga Israel. "Teroris Hamas harus dilawan."

Jerman adalah salah satu pemasok militer utama Israel. Sejak dimulainya perang di Jalur Gaza, polisi di Berlin dituduh menindak aktivisme hak-hak Palestina, termasuk dalam pembubaran protes yang digelar aktivis pro Palestina

Dalam pernyataannya, Scholz juga menyebutkan penderitaan warga Palestina di Gaza. Ia mengatakan 'masyarakat membutuhkan harapan dan perspektif jika mereka ingin meninggalkan teror'.

"Itulah sebabnya pemerintah federal menyerukan gencatan senjata, pembebasan sandera, dan proses politik, meskipun hal itu tampaknya lebih jauh saat ini daripada sebelumnya," katanya.


(fab/fab)

Sentimen: negatif (100%)