Sentimen
Positif (66%)
7 Okt 2024 : 08.49
Informasi Tambahan

Event: Pilkada Serentak

Tokoh Terkait

Adu Strategi Suswono, Kun Wardana, dan Rano Karno Perkuat Budaya Betawi di Jakarta Megapolitan 7 Oktober 2024

7 Okt 2024 : 08.49 Views 2

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Metropolitan

Adu Strategi Suswono, Kun Wardana, dan Rano Karno Perkuat Budaya Betawi di Jakarta Tim Redaksi JAKARTA, KOMPAS.com - Tiga calon wakil gubernur Jakarta, Suswono, Kun Wardana, dan Rano Karno, memaparkan strategi mereka untuk memperkuat budaya Betawi berbasis komunitas dan ruang kreatif dalam debat perdana Pilkada Jakarta 2024 yang digelar di JIExpo, Jakarta Utara, Minggu (6/10/2024). Ketiganya saling adu gagasan, dimulai oleh Kun Wardana. Ia mengatakan bahwa meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya budaya Betawi adalah hal yang utama. "Cara menjalankannya adalah dengan membangun pendidikan berbasis budaya sejak dini, mulai dari SD hingga SMA," jelas Kun dalam debat. Kun juga menekankan pentingnya menyediakan sarana komunitas di setiap RW dan merencanakan pendirian rumah adat Betawi. Strategi ini bertujuan memperkuat identitas budaya Betawi. Kun juga menekankan pentingnya memperbanyak fasilitas gratis di setiap wilayah. "Kami ingin Taman Ismail Marzuki dikelola kembali oleh Dinas Kebudayaan sehingga para seniman bisa menggunakannya tanpa biaya," lanjut Kun. Selain itu, Kun mengusulkan pembentukan dana abadi untuk mendukung seniman dan pekerja seni, baik formal maupun informal. "Pengembangan seniman, baik tari, musik, maupun teater, harus dikembangkan secara baik, dan kesejahteraan mereka juga perlu diperhatikan demi terciptanya ekosistem wisata budaya di Jakarta," ujarnya. Cagub nomor urut 1, Suswono, menanggapi dengan menyatakan bahwa pendidikan adalah kunci pelestarian budaya Betawi di Jakarta. "Gerakan membangun kebudayaan Betawi harus diawali dengan pendidikan sejak dini. Maka kami akan memasukkannya ke dalam kurikulum," kata Suswono. Ia juga mengusulkan untuk menghidupkan kembali lembaga adat agar regenerasi budaya dapat diteruskan kepada generasi muda. "Situs dan cagar budaya juga harus kita jaga agar simbol-simbol kebetawian tetap lestari," lanjutnya. Suswono menilai bahwa Jakarta tidak memiliki ciri khas budaya yang menonjol. Oleh karena itu, ia akan mencari simbol-simbol budaya Betawi di tempat-tempat strategis. "Jakarta perlu menemukan ciri khasnya, dan kami akan mencarinya melalui simbol-simbol budaya Betawi," ucap Suswono. Sementara itu, Rano Karno, calon wakil gubernur nomor urut 3, memberikan pandangan yang lebih filosofis. Menurutnya, pelestarian budaya tidak hanya soal fisik, tetapi juga pola pikir, sehingga kebudayaan dapat menjadi bagian dari pengembangan sumber daya manusia. "Saya memberikan contoh dari film 'Si Doel Anak Sekolahan'. Sekolah itu bukan hanya di gedung, tapi juga di lingkungan ini, tempat kita belajar, bertanya, menjawab, dan berdebat. Inilah tempat belajar sesungguhnya," tambah Rano. Ia menekankan pentingnya ruang untuk melestarikan budaya, dan akan membangun balai rakyat serta mengoptimalkan fasilitas TIM (Taman Ismail Marzuki). Kun Wardana menyambut baik masukan dari kedua cawagub lainnya. Ia juga menambahkan bahwa perkembangan teknologi digital dapat memainkan peran penting dalam melestarikan budaya Betawi. "Dengan program internet gratis bagi warga, kita bisa mengunggah seni dan budaya sebanyak mungkin. Ini cara kita memperkenalkan budaya Betawi ke dunia global," jelas Kun. "Jadi, bukan lagi 'think globally, act locally ', tapi bagaimana kita 'think globally, act globally', " tutup Kun Wardana. Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Sentimen: positif (66.5%)