Bukti Google Sudah Ditinggal, Aplikasi Penggantinya Makin Ramai
CNBCindonesia.com Jenis Media: Tekno
Jakarta, CNBC Indonesia - Dominasi Google sebagai mesin pencari mulai terancam dengan kehadiran platform populer semacam TikTok. Menurut analis internet di Bernstein Research, Mark Shmulik, Gen Z (1997-2012) kini mulai beralih ke TikTok untuk mencari informasi.
Shmulik mengatakan Gen Z lebih sering membuka aplikasi TikTok ketimbang Google untuk melihat rekomendasi restoran dan hotel.
Atau, mereka akan merujuk ke kreator konten untuk melihat rekomendasi produk yang akan dibeli di e-commerce seperti Amazon. Gen Z juga cenderung melakukan pencarian dengan AI Generatif seperti ChatGPT untuk menyelesaikan pekerjaan rumah.
Bernstein menggunakan survei yang dilakukan pada April 2024 oleh Forbes Advisor dan Talker Research terhadap 2.000 warga Amerika. Survei itu mencatat bahwa 45% Gen Z cenderung melakukan "pencarian sosial" melalui situs-situs seperti TikTok dan Instagram daripada Google.
Seirama dengan itu, menurut data dari GWI Core, sekitar 40% Gen Z mengatakan bahwa mereka menggunakan media sosial sebagai mesin pencari utama untuk merek, produk, dan layanan pada tahun 2016. Angka itu melonjak hampir 52% pada tahun 2023.
Baru-baru ini, studi dari lembaga riset Pew Research Center yang bertajuk More Americans - especially young adults - are regularly getting news on TikTok, juga menunjukkan tren serupa.
Survei ini dilakukan dengan melibatkan 10.658 warga Amerika Serikat usia 18 tahun dan lebih tua, yang dilakukan dari 15 Juli hingga 4 Agustus 2024.
Dari survei tersebut, sebanyak 52% pengguna TikTok mengatakan mereka rutin mendapatkan berita di platform berbagi video pendek itu.
Jika dilihat berdasarkan usia, jumlah orang dewasa yang mengaku rutin mendapatkan berita dari TikTok meningkat sekitar lima kali lipat hanya dalam kurun waktu empat tahun, dari 3% pada tahun 2020 menjadi 17& pada tahun 2024.
Sementara usia dewasa muda juga menonjol dalam hal mengakses TikTok untuk mendapatkan berita.
Saat ini, 39% orang dewasa di bawah usia 30 tahun mengatakan bahwa mereka secara teratur mendapatkan berita di TikTok.
Dibandingkan dengan jumlah orang dewasa berusia 30 hingga 49 tahun yang jauh lebih sedikit (19%), sedangkan usia 50 hingga 64 tahun (9%) dan 65 tahun ke atas (3%).
Pew Research menyebut, TikTok menjadi media sosial yang mengalami pertumbuhan paling cepat dalam empat tahun terakhir, dalam penggunaan untuk mencari berita.
Jumlahnya mengalahkan pengguna Facebook yang mendapatkan berita dari Facebook. Riset menyebut pengguna Facebook yang mencari berita di platform tersebut merosot dari 54% di 2020 menjadi 28% di 2024.
Sementara X, paling tinggi dan konsisten. Dalam empat tahun terakhir, X masih memiliki jumlah pengguna tertinggi yang melaporkan memperoleh berita secara rutin di dalam platform (59%).
Bisnis Iklan Google TerancamMaraknya trafik ke TikTok membuat layanan tersebut makin menarik bagi para pengiklan. Alhasil, dominasi Google terhadap periklanan mesin pencari senilai US$ 300 miliar terancam.
TikTok baru-baru ini memungkinkan pengiklan menarkegetkan iklan berdasarkan pencarian pengguna. Mekanisme ini sudah lama dilakukan oleh Google.
Perplexity yang merupakan layanan mesin pencari berbasis AI yang dibekingi Jeff Bezos juga berencana memperkenalkan iklan pada akhir bulan ini di bawah jawaban yang dikumpulkan dari AI.
Sampai sekarang, pendapatan Perplexity dikumpulkan dari biaya langganan (subscribtion) pengguna setiap bulannya senilai US$ 20.
Inisiatif meraup pendapatan dari iklan yang digenjot para pesaing membuat posisi Google makin terhimpit.
Dikutip dari Wall Street Journal, Senin (7/10/2024) pasar iklan pencarian Google di AS akan anjlok 50% pada tahun depan untuk pertama kalinya selama satu dekade, menurut firma riset eMarketer.
Amazon diestimasikan akan memiliki 22,3% pangsa pasar pada tahun ini atau naik 17,6%. Sementara Google akan meraup pangsa pasar 50,5% atau hanya tumbuh 7,6%.
"Untuk pertama kalinya dalam 15 tahun terakhir, kami melihat ada alternatif lain selain Google," kata Nii Ahene, mantan eksekutif iklan digital.
(fab/fab)
Sentimen: positif (99.2%)